NAME
: FAHMI RANDA SIREGAR.
NIM : 45.12.3.006.
MAJOR : TAFSEER HADIST INTERNATIONAL
STUDY : KAJIAN TEMATIK
AL-QUR’AN,KEMASYARAKATAN.
LECTURE
: USTZ.NUR AISAH SIMAMORA.
CHAPTER
: At-Tur(6).
INTERPRETATION
BY : TAFSEER AT-TABARI.
وَالْبَحْرِ
الْمَسْجُورِ
وقوله: ( وَالْبَحْرِ الْمَسْجُورِ ) اختلف أهل
التأويل في معنى البحر المسجور, فقال بعضهم: الموقد. وتأويل ذلك: والبحر الموقد
المحميّ.
حدثنا ابن حُميد, قال:
ثنا يعقوب, عن حفص بن حُميد, عن شمر بن عطية, في قوله: ) وَالْبَحْرِ الْمَسْجُورِ ( قال: بمنـزلة التنُّور المسجور.
وقال آخرون: بل معنى ذلك: وإذا البحار مُلئت, وقال: المسجور:
المملوء.
حدثنا بشر, قال: ثنا يزيد, قال: ثنا سعيد, عن قتادة, قوله: ) وَالْبَحْرِ
الْمَسْجُورِ ( الممتلئ.
وقال آخرون: بل المسجور: الذي قد ذهب ماؤه.
حدثني محمد بن سعد, قال: ثني أبي, قال: ثني عمي, قال: ثني أبي عن
أبيه, عن ابن عباس في قوله: ) وَالْبَحْرِ الْمَسْجُورِ
( قال: سجره حين يذهب ماؤه ويفجر.
وقال آخرون: المسجور: المحبوس.
حدثني علي, قال: ثنا أبو صالح, قال: ثني معاوية, عن عليّ, عن ابن
عباس في قوله: ) وَالْبَحْرِ الْمَسْجُورِ ( يقول: المحبوس.
وقيل: إن هذا البحر المسجور الذي أقسم به ربنا تبارك وتعالى بحر في
السماء تحت العرش.
حدثنا ابن حُميد, قال: ثنا مهران, عن سفيان, عن إسماعيل بن أبي
خالد, عن أبي صالح, عن عليّ) وَالْبَحْرِ الْمَسْجُورِ
( قال: بحر في السماء تحت العرش.
FAKTA
ILMIAH SAINS

Subhanallah! Baru-baru ini muncul sebuah fenomena
retakan di dasar lautan yang mengeluarkan lava, dan lava ini menyebabkan air
mendidih hingga suhunya lebih dari seribu derajat Celcius. Meskipun suhu lava
tersebut luar biasa tingginya, ia tidak bisa membuat air laut menguap, dan
walaupun air laut ini berlimpah-luah, ia tidak bisa memadamkan api.
Allah bersumpah dengan fenomena kosmik unik ini.
Firman-Nya: "Ada laut yang di dalam tanahnya ada api" (Qs.
Ath-Thur 6).
Nabi SAW bersabda: "Tidak ada
yang mengarungi lautan kecuali orang yang berhaji, berumrah atau orang yang
berperang di jalan Allah. Sesungguhnya di bawah lautan terdapat api dan di
bawah api terdapat lautan."
Ulasan
Hadits Nabi
Hadits ini sangat sesuai dg sumpah Allah SWT
yang dilansir oleh Al-Qur’an pada permulaan Surah Ath-Thur, di mana Allah
bersumpah (Maha Besar Allah yang tidak membutuhkan sumpah apapun demi lautan
yang di dalam tanahnya ada api "al-bahrul masjur." Sumpahnya:
"Demi
bukit, dan kitab yang ditulis; pada lembaran yang terbuka; dan demi Baitul
Ma'mur; dan atap yang ditinggikan (langit), dan laut yang di dalam tanahnya ada
api, sesungguhnya azab Tuhanmu pasti terjadi, tidak seorangpun yang dapat
menolaknya." (Qs.
Ath-Thur: 1-8)
Bangsa Arab, pada waktu diturunkannya
Al-Qur’an tidak mampu menangkap dan memahami isyarat sumpah Allah SWT demi
lautan yang di dalam tanahnya ada api ini. Karena bangsa Arab (kala itu)
hanya mengenal makna “sajara” sebagai menyalakan tungku pembakaran hingga
membuatnya panas atau mendidih. Sehingga dalam persepsi mereka, panas dan air
adalah sesuatu yang bertentangan. Air mematikan panas sedangkan panas itu
menguapkan air. Lalu bagaimana mungkin dua hal yang berlawanan dapat hidup
berdampingan dalam sebuah ikatan yang kuat tanpa ada yang rusak salah
satunya.Tampak jelas bahwa gunung-gunung tengah samudera tersebut sebagian
besar terdiri dari bebatuan berapi (volcanic rocks) yang dapat meledak
layaknya ledakan gunung berapi yang dahsyat.
Persepsi demikian mendorong mereka untuk menisbatkan
kejadian ini sebagai peristiwa di akhirat (bukan di dunia nyata). Apalagi
didukung dengan firman Allah SWT: "Dan apabila lautan dipanaskan"
(QS. At-Takwir 6).
Memang, ayat-ayat pada permulaan
Surah At-Takwir mengisyaratkan peristiwa-peristiwa futuristik yang akan terjadi
di akhirat kelak, namun sumpah Allah SWT dalam Surah Ath-Thur semuanya
menggunakan sarana-sarana empirik yang benar-benar ada dan dapat ditemukan
dalam hidup kita (di dunia).Hal inilah yang mendorong sejumlah ahli tafsir
untuk meneliti makna dan arti bahasa kata kerja “sajara” selain menyalakan
sesuatu hingga membuatnya panas. Dan mereka ternyata menemukan makna dan arti
lain dari kata "sajara," yaitu “mala'a” dan “kaffa” (memenuhi dan menahan).
Mereka tentu saja sangat gembira dengan penemuan makna dan arti baru ini karena
makna baru ini dapat memecahkan kemusykilan ini dengan pengertian baru bahwa
Allah SWT telah memberikan anugerah kepada semua manusia dengan mengisi dan
memenuhi bagian bumi yang rendah dengan air sambil menahannya agar tidak meluap
secara berlebihan ke daratan.
Namun, hadits Rasulullah SAW yang
sedang kita bahas ini secara singkat menegaskan bahwa: Sesungguhnya di bawah
lautan ada api dan di bawah api ada lautan. Setelah Perang Dunia II, para
peneliti turun dan menyelam ke dasar laut dan samudera dalam rangka mencari
alternatif berbagai barang tambang yang sudah nyaris habis cadangannya di
daratan akibat konsumerisme budaya materialistik yang dijalani manusia sekarang
ini. Mereka dikejutkan dengan rangkaian gunung berapi (volcanic mountain
chain) yang membentang berpuluh-puluh ribu kilometer di tengah-tengah
seluruh samudera bumi yang kemudian mereka sebut sebagai 'gunung-gunung tengah
samudera'.
Dengan mengkaji rangkaian gunung-gunung tengah
samudera ini tampak jelas bahwa gunung-gunung tengah samudera tersebut sebagian
besar terdiri dari bebatuan berapi (volcanic rocks) yang dapat meledak
layaknya ledakan gunung berapi yang dahsyat melalui sebuah jaring retak yang
sangat besar. Jaring retak ini dapat merobek lapisan bebatuan bumi dan ia
melingkupi bola bumi kita secara sempurna dari segala arah dan terpusat di
dalam dasar samudera dan beberapa lautan. sedangkan kedalamannya mencapai 65
km. Kedalaman jaring retak ini menembus lapisan bebatuan bumi secara penuh
hingga menyentuh lapisan lunak bumi (lapisan bumi ketiga) yang memiliki unsur
bebatuan yang sangat elastis, semi cair, dan memiliki tingkat kepadatan dan
kerekatan tinggi.
Bebatuan lunak ini didorong oleh arus muatan yang
panas ke dasar semua samudera dan beberapa lautan semacam Laut Merah dengan
suhu panas yang melebihi 1.000 derajat Celcius. Batuan-batuan elastis yang
beratnya mencapai jutaan ton ini mendorong kedua sisi samudera atau laut ke
kanan dan ke kiri yang kemudian disebut oleh para ilmuwan dengan "fenomena
perluasan dasar laut dan samudera." Dengan terus berlangsungnya proses
perluasan ini, maka wilayah-wilayah yang dihasilkan oleh proses perluasan
itupun penuh dengan magma bebatuan yang mampu menimbulkan pendidihan di dasar
samudera dan beberapa dasar laut.
Meskipun sebegitu banyak, air laut atau samudera tetap
tidak mampu memadamkan bara api magma tersebut. Dan magma yang sangat panas pun
tidak mampu memanaskan air laut dan samudera. Salah satu fenomena yang
mencengangkan para ilmuwan saat ini adalah bahwa meskipun sebegitu banyak, air
laut atau samudera tetap tidak mampu memadamkan bara api magma tersebut. Dan
magma yang sangat panas pun tidak mampu memanaskan air laut dan samudera.
Keseimbangan dua hal yang berlawanan: air dan api di atas dasar samudera bumi,
termasuk di dalamnya Samudera Antartika Utara dan Selatan, dan dasar sejumlah
lautan seperti Laut Merah merupakan saksi hidup dan bukti nyata atas kekuasaan
Allah SWT yang tiada batas.
Laut Merah misalnya, merupakan laut
terbuka yang banyak mengalami guncangan gunung berapi secara keras sehingga
sedimen dasar laut ini pun kaya dengan beragam jenis barang tambang. Atas dasar
pemikiran ini, dilakukanlah proyek bersama antara Pemerintah Kerajaan Saudi
Arabia, Sudan, dan salah satu negara Eropa untuk mengeksploitasi beberapa
kekayaan tambang yang menggumpal di dasar Laut Merah.
Kapal-kapal proyek ini melemparkan
stapler barang tambang untuk mengumpulkan sampel tanah dasar Laut Merah
tersebut. Stapler pengeruk sampel tanah itu diangkat dalam batang air yang
ketebalannya mencapai 3.000 m. Dan jika stapler sampai ke permukaan kapal,
tidak ada seorang pun yang berani mendekat karena sangat panasnya. Begitu
dibuka, maka keluarlah tanah dan uap air panas yang suhunya mencapai 3.000
derajat Celcius. Dengan demikian, sudah terbukti nyata di kalangan ilmuwan
kontemporer, bahwa ledakan gunung vulkanik di atas dasar setiap samudera dan
dasar sejumlah laut jauh melebihi ledakan vulkanik serupa yang terjadi di daratan.
Terbukti pula dengan beragam dalil dan bukti bahwa
semua air yang ada di bumi dikeluarkan oleh Allah SWT dari dalam bumi melalui
ledakan-ledakan vulkanik dari setiap moncong gunung berapi. Kemudian terbukti
pula dengan beragam dalil dan bukti bahwa semua air yang ada di bumi
dikeluarkan oleh Allah SWT dari dalam bumi melalui ledakan-ledakan vulkanik
dari setiap moncong gunung berapi. Pecahan-pecahan lapisan berbatu bumi
menembus lapisan ini hingga kedalaman tertentu mampu mencapai lapisan lunak
bumi. Di dalam pisan lunak bumi dan lapisan bawahnya, magma vulkanik menyimpan
air yang puluhan kali lipat lebih banyak dibanding debit air yang ada di
permukaan bumi.
Dari sini tampaklah kehebatan hadits
Nabi SAW ini yang menetapkan sejumlah fakta-fakta bumi yang mencengangkan
dengan sabda: "Sesungguhnya di bawah lautan ada api dan di bawah api
ada lautan."
Sebab fakta-fakta ini baru terungkap dan baru bisa
diketahui oleh umat manusia pada beberapa tahun terakhir.Pelansiran fakta-fakta
ini secara detail dan sangat ilmiah dalam hadits Rasulullah SAW menjadi bukti
tersendiri akan kenabian dan kerasulan Muhammad SAW, sekaligus membuktikan
bahwa ia selalu terhubung dengan wahyu langit dan diberitahui oleh Allah Sang
maha Pencipta langit dan bumi. Maha benar Allah yang menyatakan:
"Dan
tiadalah yang diucapkannya itu (Al Qur'an) menurut kemauan hawa nafsunya.
Ucapannya itu tiada lain hanyalah wahyu yang diwahyukan (kepadanya), yang
diajarkan kepadanya oleh (Jibril) yang sangat kuat, Yang mempunyai akal yang
cerdas; dan (Jibril itu) menampakkan diri dengan rupa yang asli, sedang dia
berada di ufuk yang tinggi. Kemudian dia mendekat, lalu bertambah dekat lagi,
maka jadilah dia dekat (pada Muhammad sejarak) dua ujung busur panah atau lebih
dekat (lagi). Lalu dia menyampaikan kepada hamba-Nya (Muhammad) apa yang telah
Allah wahyukan” (QS. An-Najm 3-10)
Tidak seorang pun di muka bumi ini
yang mengetahui fakta-fakta ini kecuali baru pada beberapa dekade terakhir.
Sehingga lontaran fakta ini dalam hadis Rasulullah SAW benar-benar merupakan
kemukjizatan dan saksi yang menegaskan kenabian Muhammad SAW dan kesempurnaan
kerasulannya.
PEDOMAN HIDUP AL-QUR'AN N AL-HADITS.....
No comments:
Post a Comment