DAFTAR ISI
DAFTAR ISI.................................................................................................................... i
BAB I PENDAHULUAN............................................................................................... ii
a. Latar Belakang...................................................................................................... ii
b. Rumusan Makalah................................................................................................. ii
c. Manfaat Penulisan................................................................................................. ii
BAB II PEMBAHASAN................................................................................................. 1
A. Pengertian Ilmu Pengetahuan................................................................................ 1
B. Pengertian Pegetahuan.......................................................................................... 3
C. Pengertian Filsafat................................................................................................. .6
D. Perbedaan Ilmu Pengetahuan,Pengetahuan dan Filsafat...................................... 7
BAB III KESIMPULAN................................................................................................. 9
DAFTAR PUSTAKA....................................................................................................... 10
BAB I
PENDAHULUAN
A.Latar
Belakang
Filsafat dan ilmu adalah dua kata yang saling terkait,
baik secara substansial maupun historis karena kelahiran ilmu tidak terlepas
dari peran filsafat. Sebaliknya perkembangan ilmu memperkuat keberadaan
filsafat. Kedudukan filsafat sebagai induk dari ilmu pengetahuan, memiliki
proses perumusan yang sangat sulit dan membutuhkan pemahaman yang mendalam,
sebab nilai filsafat itu hanyalah dapat dimanifestasikan oleh seseorang filsuf
yang otentik.
Perumusan tersebut merupakan suatu stimulus atau
rangsangan untuk memberikan suatu bimbingan tentang bagaimana cara kita harus
mempertahankan hidup. Manusia sebagai makhluk pencari kebenaran, dalam eksistensinya
terdapat tiga bentuk kebenaran, yaitu ilmu pengetahuan, filsafat dan agama.
Filsafat disebut pula sebagai ilmu pengetahuan yang
bersifat eksistensial, artinya sangat erat hubungannya dengan kehidupan kita
sehari-hari. Bahkan filsafat menjadi dasar bagi motor penggerak kehidupan, baik
sebagai makhluk individu atau pribadi maupun makhluk kolektif dalam masyarakat.
Oleh karena itu kita perlu mempelajari filsafat hingga
keakar-akarnya. Khususnya pada dasar ilmu pengetahuan, sebab manusia hidup
pastilah memiliki pengalaman yang berbeda-beda, yang kemudian dari pengalaman
itu akan muncul ilmu sebagai kumpulan dari pengalaman atau pengetahuan yang ada
agar terbuka wawasan pemikiran yang filosofis.
B.Rumusan Makalah.
B.Rumusan Makalah.
1.Pengertian
Ilmu Pengetahuan.
2.Pengertian
Pengetahuan.
3.Pengertian
Filsafat.
4.Perbedaan
C.Manfaat Penulisan.
Manfaat dari penulisan
makalah ini yaitu sebagai sarana untuk menambah ilmu pengetahuan yang telah
kita miliki terutama tentang ilmu pengetahuan,pengetahuan dan filasafat.
BAB
II
PEMBAHASAN
A.Pengertian
Ilmu Pengetahuan
Secara etimologi Ilmu berasal dari bahasa Arab yaitu ‘alima,
ya’lamu, ‘ilman, dengan wazan fa’ila, yaf’alu, yang berarti mengetahui,mengenal,mengerti,
memahami benar-benar. Dalam bahasa Inggris disebut science,dalam bahasa Latin scientia
(pengetahuan) - scire (mengetahui).[1]
Sedangkan
secara terminologi ilmu adalah :
1.Dalam
kamus besar bahasa Indonesia ilmu adalah
pengetahuan tentang suatu bidang yang disusun secara bersisitem menurut
metode-metode tertentu yang dapat digunakan untuk menerangkan gejala-gejala
tertentu di bidang (pengetahuan) itu,umumnya diartikan dengan ilmu tapi juga
diartikan dengan ilmu pengetahuan. [2]
2.Ashley Montagu menyebutkan bahwa “Science
is a systemized knowledge services form observation, study, and
experimentation carried on under determine the nature of principles of
what being studied.” (ilmu pengetahuan adalah pengetahuan yang
disusun dalam suatu system yang berasal dari pengamatan, studi dan pengalaman
untuk menentukan hakikat dan prinsip hal yang sedang dipelajari).[3]
Menurut Quraish
Shihab lebih lanjut mengatakan bahwa ilmu itu ada dua macam berdasarkan
perspektif al- Quran :
1.Pertama, ilmu yang diperoleh tanpa upaya
manusia, yang disebut ilmu ladunni.
2.Kedua, ilmu yang diperoleh karena usaha
manusia, yang disebut ilmu kisbi.
Ciri-ciri ilmu pengetahuan :
Dalam hal ini Randall mengemukakan
beberapa ciri umum dari pada ilmu,diantaranya:
1. Bersifat akumulatif, artinya ilmu adalah milik bersama. Hasil dari pada ilmu yang telah lalu dapat digunakan untuk penyelidikan atau dasar teori bagi penemuan ilmu yang baru.
2. Kebenarannya bersifat tidak mutlak, artinya masih ada kemungkinan terjadinya kekeliruan dan memungkinkan adanya perbaikan. Namun perlu diketahui, seandainya terjadi kekeliruan atau kesalahan, maka itu bukanlah kesalahan pada metodenya, melainkan dari segi manusianya dalam menggunakan metode itu.
3. Bersifat obyektif, artinya hasil dari ilmu tidak boleh tercampur pemahaman secara pribadi, tidak dipengaruhi oleh penemunya, melainkan harus sesuai dengan fakta keadaan asli benda tersebut.[4]
1. Bersifat akumulatif, artinya ilmu adalah milik bersama. Hasil dari pada ilmu yang telah lalu dapat digunakan untuk penyelidikan atau dasar teori bagi penemuan ilmu yang baru.
2. Kebenarannya bersifat tidak mutlak, artinya masih ada kemungkinan terjadinya kekeliruan dan memungkinkan adanya perbaikan. Namun perlu diketahui, seandainya terjadi kekeliruan atau kesalahan, maka itu bukanlah kesalahan pada metodenya, melainkan dari segi manusianya dalam menggunakan metode itu.
3. Bersifat obyektif, artinya hasil dari ilmu tidak boleh tercampur pemahaman secara pribadi, tidak dipengaruhi oleh penemunya, melainkan harus sesuai dengan fakta keadaan asli benda tersebut.[4]
Prof. Drs .Harsojo menambahi, bahwa
ciri umum suatu ilmu itu harus memiliki atau bersifat:
1. Bersifat rasional (masuk akal)
2. Bersifat empiris (sesuai kenyataan)
3. Bersifat umum (tidak boleh dimonopoli)
4. Bersifat akumulatif.
1. Bersifat rasional (masuk akal)
2. Bersifat empiris (sesuai kenyataan)
3. Bersifat umum (tidak boleh dimonopoli)
4. Bersifat akumulatif.
Liang Gie secara lebih khusus menyebutkan ciri-ciri
ilmu sebagai berikut :
1.Empiris (berdasarkan
pengamatan dan percobaan).
2.Sistematis (tersusun
secara logis serta mempunyai hubungan saling bergantung dan teratur).
3.Objektif (terbebas dari
persangkaan dan kesukaan pribadi).
4.Analitis (menguraikan
persoalan menjadi bagian-bagian yang terinci).
Ilmu Pengetahuan muncul
dari rasa ingin tahu yang merupakan sifat dan ciri khas manusia. Pengetahuan
dapat dikembangkan oleh manusia karena ada 2 alasan yang mendasar, yaitu :
a) Manusia mempunyai bahasa yang mampu mengkomunikasikan jalan pikirannya yang melatar belakangi munculnya ilmu pengetahuan.
b) Manusia mempunyai kemampuan berfikir menurut suatu alur kerangka berfikir tertentu.
Dalam ruang lingkup filsafat, ilmu pengetahuan diketahui dari adanya beberapa aliran pemikiran, diantaranya :
1) Empirisme.
a) Manusia mempunyai bahasa yang mampu mengkomunikasikan jalan pikirannya yang melatar belakangi munculnya ilmu pengetahuan.
b) Manusia mempunyai kemampuan berfikir menurut suatu alur kerangka berfikir tertentu.
Dalam ruang lingkup filsafat, ilmu pengetahuan diketahui dari adanya beberapa aliran pemikiran, diantaranya :
1) Empirisme.
Empirisme berasal dari
bahasa yunani, empeirikos yang artinya “pengalaman”. Menurut aliran ini,
manusia memperoleh pengetahuannya lewat pengalaman. Yang dimaksud pengalaman
disini adalah pengalaman indrawi (sense experience). Namun aliran seperti ini
banyak kelemehannya, diantarnya :
a) Indera yang terbatas. Contoh : penglihatan terhadap benda yang jauh.
b) Indera yang menipu. Contoh : penderita malaria merasakan gula terasa pahit dll.
c) Objek yang menipu. Contoh : fatamorgana dan ilusi.
2) Rasionalisme.
a) Indera yang terbatas. Contoh : penglihatan terhadap benda yang jauh.
b) Indera yang menipu. Contoh : penderita malaria merasakan gula terasa pahit dll.
c) Objek yang menipu. Contoh : fatamorgana dan ilusi.
2) Rasionalisme.
Aliran ini menyatakan
bahwa akal adalah dasar kepastian pengetahuan, dengan cara manusia menangkap
objek lalu diukur kebenarannya dengan akal. Dengan aliran ini, kesalahan pada
aliran empirisme yang disebabkan kelemahan alat indera dapat dikoreksi dengan
akal yang sehat. Namun dengan adanya alat indera, menjadikan akal terangsang
untuk berfungsi dengan maksimal.
Adapun cara yang
digunakan akal dalam menyusun pengetahuan adalah dengan melakukan penalaran
atau mengolah konsep-konsep rasional yang universal yang sudah mapan. Kelemahan
dari aliran ini adalah tidak dapat melakukan evaluasi kebenaran dari penalaran
ini, sebab penalaran itu bersifat abstrak. Contoh, ide yang menurut seseorang
baik belum tentu dianggap baik oleh orang lain.
3) Kritisisme.
3) Kritisisme.
Aliran ini merupakan
penyempurna dan penyelesaian dari pertentangan antara rasionalisme dan
empirisme. Aliran ini dikemukakan oleh Immanuel kant dengan metode
kritisismenya. Aliran ini menggunakan pengalaman sebagai pengumpul data, akal
sebagai pengolah data atau konsep dengan dikuatkan oleh pengadaan eksperimen
dan memasukkan ukuran-ukuran batasan tertentu. sehingga muncul 3 pengetahuan
baru dalam aliran pemikiran ini, yaitu :
a) Pengetahuan analitis, yaitu pengetahuan yang memerlukan perhitungan analisis terhadap objek. contoh, adanya peritungan bahwa lingkaran itu bulat.
b) Pengetahuan sintetis aposteriori, yaitu pengetahuan yang dihubungkan dengan pengalaman indrawi. Misalnya pada kalimat “hari ini sudah turun hujan” merupakan suatu hasil observasi indrawi terhadap hujan yang telah turun.
c) Pengetahuan sintetis apriori, yaitu pengetahuan yang memadukan antara akal dengan pengalaman indrawi. Misalnya Ilmu pasti (sains), ilmu pesawat, ilmu alam, dll.
a) Pengetahuan analitis, yaitu pengetahuan yang memerlukan perhitungan analisis terhadap objek. contoh, adanya peritungan bahwa lingkaran itu bulat.
b) Pengetahuan sintetis aposteriori, yaitu pengetahuan yang dihubungkan dengan pengalaman indrawi. Misalnya pada kalimat “hari ini sudah turun hujan” merupakan suatu hasil observasi indrawi terhadap hujan yang telah turun.
c) Pengetahuan sintetis apriori, yaitu pengetahuan yang memadukan antara akal dengan pengalaman indrawi. Misalnya Ilmu pasti (sains), ilmu pesawat, ilmu alam, dll.
Dalam dunia filsafat,
pengembangan ilmu pengetahuan itu dilandasi oleh 3 buah sistematika atau
pendekatan terhadap ilmu pengetahuan itu sendiri, diantaranya yaitu :
a) Ontologi, teori yang membahas atau mendefinisikan (apa) “keberadaan” sesuatu benda, atau ilmu secara empiris. Sehingga menghasilkan realitas, misalnya; apakah alam semesta itu?, apa yang dimaksud makhluk hidup? dll.
b) Epistemologi, teori yang mengkaji tentang pengetahuan. Epistemologi membahas “bagaimana” pengetahuan itu bisa lahir atau bagaimana cara mendapatkan pengetahuan itu, sehingga akan menghasilkan suatu metode ilmu yang nantinya akan melahirkan berbagai cabang ilmu pengetahuan (sains) seperti yang dikenal sekarang.
c) Aksiologi, teori yang membahas ”mengapa/ untuk apa” adanya ilmu atau suatu benda, sehingga menghasilkan tujuan dan nilai (yang didalamnya terkandung norma sosial, dasar berpikir/ bernalar, landasan hidup dan guna dari pengetahuan tersebut, dll).[6]
a) Ontologi, teori yang membahas atau mendefinisikan (apa) “keberadaan” sesuatu benda, atau ilmu secara empiris. Sehingga menghasilkan realitas, misalnya; apakah alam semesta itu?, apa yang dimaksud makhluk hidup? dll.
b) Epistemologi, teori yang mengkaji tentang pengetahuan. Epistemologi membahas “bagaimana” pengetahuan itu bisa lahir atau bagaimana cara mendapatkan pengetahuan itu, sehingga akan menghasilkan suatu metode ilmu yang nantinya akan melahirkan berbagai cabang ilmu pengetahuan (sains) seperti yang dikenal sekarang.
c) Aksiologi, teori yang membahas ”mengapa/ untuk apa” adanya ilmu atau suatu benda, sehingga menghasilkan tujuan dan nilai (yang didalamnya terkandung norma sosial, dasar berpikir/ bernalar, landasan hidup dan guna dari pengetahuan tersebut, dll).[6]
B.Pengertian
Pengetahuan
Secara etimologi pengetahuan berasal
dari kata masdar dalam bahasa Arab yaitu ‘alima ya’lamu ‘ilman
dan dari kata bahasa Inggris yaitu knowledge. Dalam Encyclopedia of
Philosophy dijelaskan bahwa definisi pengetahuan adalah kepercayaan yang
benar (knowledge is justified true belief).[7]
Sedangkan secara terminolog
pengetahuan adalah apa yang diketahui atau hasil pekerjaan tahu. Menurut Sidi
Gazalba dalam bukunya sistematika filsafat, pekerjaan tahu adalah hasil dari
kenal, sadar, insyaf, mengerti dan pandai.[8]Jadi,
pengetahuan merupakan hasil dari proses usaha manusia untuk menjadi tahu.
Masalah munculnya pengetahuan adalah
masalah yang amat penting dalam epistemologi, sebab akan menimbulkan jawaban
yang bervariasi paham filsafatnya, apakah jawaban itu bersifat apriori (jawaban
yang belum terbukti dengan pengalaman indra maupun batin) atau aposteriori
(jawaban yang telah terbukti dengan adanya pengalaman dan percobaan). Dengan
demikian, Abbas Hammami berpendapat bahwa pengetahuan ini bertumpu pada
kenyataan objektif. Dibawah ini ada beberapa sumber dalam memperoleh
pengetahuan, yaitu :
1. Pengalaman indera (sense experience)
Pengindraan adalah alat yang paling vital dalam memperoleh pengetahuan, karena pengetahuan berawal mula dari kenyataan yang dapat diinderai. Paham seperti ini dapat juga disebut dengan realisme, yaitu paham yang berpendapat bahwa semua yang dapat diketahui adalah kenyataan saja.
2. Nalar (reason)
penalaran (reason) yaitu berfikir dengan menggabungkan beberapa pemikiran yang dianggap dapat diterima (rasional) untuk memperoleh pengetahuan.
3. Otoritas (authority)
Otoritas adalah kekuasaan yang sah yang dimiliki oleh seseorang dan diakui oleh kelompoknya. Otoritas menjadi salah satu sumber pengetahuan karena dengan hak otoritas seseorang, kelompok memiliki pengetahuan, dan pengetahuan yang diperoleh melalui otoritas ini biasanya tidak diujikan lagi kebenarannya, karena kewibawaan sang penguasa.
4. Intuisi (intuition)
Intuisi adalah suatu kemampuan manusia melalui proses kejiwaan yang mampu membuat suatu pernyataan yang dapat diakui sebagai pengetahuan. Pengetahuan yang diperoleh dari intuisi ini tidak dapat dibuktikan melalui kanyataan, namun diyakini kuat sebagai pengetahuan.
5. Wahyu (revelation)
Wahyu adalah berita yang disampaikan tuhan kepada utusannya untuk kepentingan umat. Yang kemudian dijadikan sebagai suatu kepercayaan karena didalamnya terdapat pengetahuan.[9]
1. Pengalaman indera (sense experience)
Pengindraan adalah alat yang paling vital dalam memperoleh pengetahuan, karena pengetahuan berawal mula dari kenyataan yang dapat diinderai. Paham seperti ini dapat juga disebut dengan realisme, yaitu paham yang berpendapat bahwa semua yang dapat diketahui adalah kenyataan saja.
2. Nalar (reason)
penalaran (reason) yaitu berfikir dengan menggabungkan beberapa pemikiran yang dianggap dapat diterima (rasional) untuk memperoleh pengetahuan.
3. Otoritas (authority)
Otoritas adalah kekuasaan yang sah yang dimiliki oleh seseorang dan diakui oleh kelompoknya. Otoritas menjadi salah satu sumber pengetahuan karena dengan hak otoritas seseorang, kelompok memiliki pengetahuan, dan pengetahuan yang diperoleh melalui otoritas ini biasanya tidak diujikan lagi kebenarannya, karena kewibawaan sang penguasa.
4. Intuisi (intuition)
Intuisi adalah suatu kemampuan manusia melalui proses kejiwaan yang mampu membuat suatu pernyataan yang dapat diakui sebagai pengetahuan. Pengetahuan yang diperoleh dari intuisi ini tidak dapat dibuktikan melalui kanyataan, namun diyakini kuat sebagai pengetahuan.
5. Wahyu (revelation)
Wahyu adalah berita yang disampaikan tuhan kepada utusannya untuk kepentingan umat. Yang kemudian dijadikan sebagai suatu kepercayaan karena didalamnya terdapat pengetahuan.[9]
Burhanuddin salam mengklasifikasikan
pengetahuan itu kedalam 4 pokok bahasan, yaitu :[10]
1) Pengetahuan biasa atau umum (common sense atau good sense), yaitu pengetahuan dasar yang dinilai sesuai dengan apa yang dirasakan, diketahui, dilihat (sesuai dengan fakta yang ada) yang berasal dari pengalaman dan pengamatan dalam kehidupan sehari-hari. Contoh: sesuatu dinilai atau dikatakan merah, karena memang keadaan warna yang sebenarnya adalah berwarna merah.
2) Pengetahuan ilmu (science), dapat di artikan secara sempit untuk menunjukkan ilmu pengetahuan alam yang sifatnya kuantitatif dan objektif [11], yang berprinsip untuk mengorganisasikan dan mensistematisasikan common sense dengan cermat dan teliti dengan menggunakan berbagai metode.
3) Pengetahuan filsafat, yaitu pengetahuan yang membahas suatu hal dengan lebih mendasar, luas dan mendalam.
4) Pengetahuan Agama, yaitu pengetahuan tentang ajaran ketuhanan, lewat utusan-NYA.
Pengetahuan pada hakikatnya merupakan segenap apa yang kita ketahui tentang objek tertentu, termasuk didalamnya ilmu. Sedangkan pengetahuan ilmiah adalah pengetahuan yang berasal dari common sense yang kemudian di tindak lanjuti secara ranah yang lebih ilmiah, sehingga pengetahuan ilmiah merupakan a higher level of knowledge dalam dunia keilmuan. Maka dari itu filsafat ilmu tidak dapat dipisahkan dari filsafat pengetahuan .
1) Pengetahuan biasa atau umum (common sense atau good sense), yaitu pengetahuan dasar yang dinilai sesuai dengan apa yang dirasakan, diketahui, dilihat (sesuai dengan fakta yang ada) yang berasal dari pengalaman dan pengamatan dalam kehidupan sehari-hari. Contoh: sesuatu dinilai atau dikatakan merah, karena memang keadaan warna yang sebenarnya adalah berwarna merah.
2) Pengetahuan ilmu (science), dapat di artikan secara sempit untuk menunjukkan ilmu pengetahuan alam yang sifatnya kuantitatif dan objektif [11], yang berprinsip untuk mengorganisasikan dan mensistematisasikan common sense dengan cermat dan teliti dengan menggunakan berbagai metode.
3) Pengetahuan filsafat, yaitu pengetahuan yang membahas suatu hal dengan lebih mendasar, luas dan mendalam.
4) Pengetahuan Agama, yaitu pengetahuan tentang ajaran ketuhanan, lewat utusan-NYA.
Pengetahuan pada hakikatnya merupakan segenap apa yang kita ketahui tentang objek tertentu, termasuk didalamnya ilmu. Sedangkan pengetahuan ilmiah adalah pengetahuan yang berasal dari common sense yang kemudian di tindak lanjuti secara ranah yang lebih ilmiah, sehingga pengetahuan ilmiah merupakan a higher level of knowledge dalam dunia keilmuan. Maka dari itu filsafat ilmu tidak dapat dipisahkan dari filsafat pengetahuan .
Ciri-ciri pengetahuan :
1.Pengetahuan boleh/bisa dipertuturkan : Ciri ini membedakan pengetahuan dengan perasaan dan
pengalaman. Contohnya, sesetengah “pengalaman diri” seperti mimpi adalah sukar
dipertuturkan melalui bahasa. Tetapi bagi ilmu, ia haruslah sesuatu yang dapat
dipertuturkan melalui bahasa.
2.Pengetahuan mempunyai nilai kebenaran : Sesuatu yang digelar sebagai pengetahuan biasanya dianggap
benar. Ciri ini membezakan pengucapan ilmu dengan pengucapan sasastera yang
biasanya mengandungi unsur-unsur tahayul.
3.Pengetahuan adalah objektif : Ciri ini bermaksud bahawa
pengetahuan adalah sesuatu yang tidak dapat diubah menurut keinginan ataupun
kesukaan seseorang individu.
4.Pengetahuan diperoleh melalui kajian : Pengetahuan adalah hasil
daripada kajian. Ia bukanlah sesuatu rekaan. Ilmu mengenai cara memperoleh ilmu
itu dikenali sebagai perkaedahan penyelidikan ilmiah.
5.Pengetahuan Senantiasa berkembang : Pengetahuan adalah senantiasa
berada dalam proses pertambahan, pemantapan dan penyempurnaan.[12]
C.Pengertian Filsafat.
Secara etimlogi filsafat berasal
dari bahasa Yunani yang merupakan kata majemuk dan berasal dari kata-kata (philia
= persahabatan, cinta dsb.) dan (sophia = "kebijaksanaan").
Sehingga arti harfiahnya adalah seorang "pencinta kebijaksanaan" atau
"ilmu".
Secara
terminologi filsafat adalah pandangan hidup seseorang atau sekelompok orang
yang merupakan konsep dasar mengenai kehidupan yang dicita-citakan. Filsafat juga diartikan sebagai
suatu sikap seseorang yang sadar dan dewasa dalam memikirkan segala sesuatu
secara mendalam dan ingin melihat dari segi yang luas dan menyeluruh dengan
segala hubungan. Filsafat mengambil peran penting karena dalam filsafat kita
bisa menjumpai pandangan-pandangan tentang apa saja (kompleksitas,mendiskusikan
dan menguji kesahihan dan akuntabilitas pemikiran serta gagasan-gagasan yang
bisa dipertanggung jawabkan secara ilmiah dan intelektual).
Definisi kata filsafat bisa dikatakan merupakan sebuah
problem falsafi pula. Tetapi, paling tidak bisa dikatakan bahwa
"falsafah" itu kira-kira merupakan studi tentang arti dan berlakunya
kepercayaan atau pengetahuan manusia pada sisi yang paling dasar dan universal.
Studi ini didalami tidak dengan melakukan eksperimen-eksperimen dan
percobaan-percobaan, tetapi dengan mengutarakan problem secara persis, mencari
solusi untuk itu, memberikan argumentasi dan alasan yang tepat untuk solusi
tertentu, serta akhir dari proses-proses itu dimasukkan ke dalam sebuah proses dialektik.
Filsafat juga merupakan ilmu yang kajiannya tidak
hanya terbatas pada fakta-fakta saja melainkan sampai jauh diluar fakta hingga
batas kemampuan logika manusia. Batas kajian ilmu adalah fakta sedangkan batas
kajian filsafat adalah logika atau daya pikir manusia. Pengetahuan menjawab
pertanyaan “why” dan “how” sedangkan filsafat menjawab pertanyaan
“why, why, dan why” dan seterusnya sampai jawaban paling akhir
yang dapat diberikan oleh pikiran atau budi manusia (munkin juga
pertanyaan-pertanyaannya terus dilakukan sampai never ending).
Sementara ada yang berpendapat bahwa filsafat pada
dasarnya bukanlah ilmu, tetapi suatu usaha manusia untuk memuaskan dirinya
selagi suatu fenomena tidak / belum dapat dijelaskan secara keilmuan. Sebagai
contoh dulu orang percaya bahwa orang yang sakit lantaran diganggu dedemit,
meletusnya gunung api adalah akibat dewa penguasa gunung tersebut murka, gempabumi
terjadi karena Atlas dewa yang menyangga bumi “gagaro lantaran ateul bujur”,
dan masih banyak lagi.
Filsafat juga sering dihubungkan dengan istilah Al
Hikmah (kebijaksanaan), dalam buku “Uyun al-Hikmah” Al Hikmah
merupakan penyempurnaan jiwa manusia melalui konseptualisasi dan pembenaran (tashdiq)
realita teoritis dan praktis sesuai dengan tingkat kemampuan manusia, menurut
Mulla sadra kata al hikmah tidak hanya memberikan penekanan pada
pengetahuan teoritis dan menjadi alam pemikiran yang merefleksikan alam nyata,
tapi juga pelepasan diri dari nafsu dan penyucian jiwa dari segala kotoran
duniawi (tajarrud).[13]
Pengertian filsafat secara terminologi sangat beragam.
Para filsuf merumuskan pengertian filsafat sesuai dengan kecenderungan
pemikiran kefilsafatan yang dimilikinya.Berikut filsafat menurut beberapa ahli
:
1.Al-Farabi : Filsafat adalah ilmu ( pengetahuan )
tentang alam maujud bagaimana hakikat yang sebenarnya.
2.Sidi Gazalba : Filsafat ialah mencari
kebenaran dari kebenaran untuk kebenaran , tentang segala sesuatu yang di
masalahkan, dengan berfikir radikal, sistematik dan universal.
Ciri-ciri Filsafat :
1.Konseptual
: Aktivitas berfilsafat tidak membatasi diri pada data-data empiris yang
konkret. Filsafat membutuhkan daya abstraksi yang tinggi agar tiba pada
konsep-konsep universal tentang realitas. (butuh daya imajinasi dan kekuatan
abstraksi yang tinggi).
2.Koheren :
Konsep-konsep yang diciptakan dalam pemikiran filsafat haruslah runtut,
mempunyai pertalian satu dengan yang lain. Konsep-konsep tidak bertabrakan satu
thadap yang lain atau saling bertentangan secara tidak masuk akal.
3.Logis dan
sistematis : Logis berarti benar menurut penalaran akal sehat dan tidak
mengandung kontradiksi. Sistematis berarti konsep-konsep koheren itu membentuk
satu kesatuan integratif.
4.Komprehensif
: Semua konsep-konsep yang koheren, logis, dan sistematis berkumpul menjadi
satu keseluruhan pengalaman tentang realitas dan manusia.[14]
D.Perbedaan antara Ilmu Pengetahuan,Pengetahuan dan Filsafat.
|
||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
BAB III
KESIMPULAN
1.Ilmu pengetahuan adalah pengetahuan yang
disusun dalam suatu system yang berasal dari pengamatan, studi dan pengalaman
untuk menentukan hakikat dan prinsip hal yang sedang dipelajari).
Ciri-cirinya :
1. Bersifat akumulatif.
2. Kebenarannya bersifat tidak mutlak.
3. Bersifat obyektif.
2. Kebenarannya bersifat tidak mutlak.
3. Bersifat obyektif.
2.Pengetahuan adalah apa yang diketahui
dan hasil dari pekerjaan tahu.
Ciri-cirinya :
1.Pengetahuan boleh/bisa dipertuturkan.
2.Pengetahuan mempunyai nilai kebenaran.
3.Pengetahuan adalah objektif.
4.Pengetahuan diperoleh melalui kajian.
5.Pengetahuan Senantiasa berkembang .
3. Filsafat adalah ilmu ( pengetahuan ) tentang alam maujud bagaimana hakikat
yang sebenarnya.
Ciri-cirinya :
1.Koheren.
2.konseptual.
3.logis dan sistematis.
4.komprehensif.
DAFTAR PUSTAKA
1.http://kajad-alhikmahkajen.blogspot.com/2010/07/perbedaan-filsafat-dan-ilmu-pengetahuan.html.
3.Burhanuddin Salam.
2005. Pengantar Filsafat. Jakarta: Bumi Aksara,h.23-24
5.Suhar A.M. 2009. Filsafat
Umum; Konsepsi, Sejarah dan Aliran. Jakarta: GP Press,h.13-16
6.Amsal Bakhtiar.2004. Filsafat
Ilmu (edisi revisi). Jakarta: PT Raja Grafindo Persada,h.85
7.Sidi Gazalba.1992.Sistematika
Filsafat. Jakarta: Bulan Bintang. Cet 1.h.21
8.Surajiyo. 2005. Ilmu
Filsafat ; Suatu Pengantar. Jakarta: Bumi Aksara,h.55
9.Burhanuddin Salam.
2005. Pengantar Filsafat. Jakarta: Bumi Aksara.,h.5
11.http://bukublogsyamsirogue.blogspot.com/2012/12/perbedaan-dan-persamaan-antara-ilmu_1981.html.
12.http://ulfamr.wordpress.com/2012/10/14/definisi-filsafat-pengetahuan-dan-ilmu-pengetahuan-beserta-persamaan-dan-perbedaannya/
[1]http://kajad-alhikmahkajen.blogspot.com/2010/07/perbedaan-filsafat-dan-ilmu-pengetahuan.html
[2]Ibid
[3]http://ulfamr.wordpress.com/2012/10/14/definisi-filsafat-pengetahuan-dan-ilmu-pengetahuan-beserta-persamaan-dan-perbedaannya/
[4]
Burhanuddin Salam. 2005. Pengantar
Filsafat. Jakarta: Bumi Aksara,h.23-24
[5]
http://sarifudin-zee.blogspot.com/2012/11/v-behaviorurldefaultvmlo.html
[6]
Suhar A.M. 2009. Filsafat Umum;
Konsepsi, Sejarah dan Aliran. Jakarta: GP Press,h.13-16
[7]
Amsal Bakhtiar.2004. Filsafat
Ilmu (edisi revisi). Jakarta: PT Raja Grafindo Persada,h.85
[8]
Sidi Gazalba.1992.Sistematika
Filsafat. Jakarta: Bulan Bintang. Cet 1.h.21
[9]
Surajiyo. 2005. Ilmu Filsafat ;
Suatu Pengantar. Jakarta: Bumi Aksara,h.55
[11]Ibid
,h.9
[12]http://ulfamr.wordpress.com/2012/10/14/definisi-filsafat-pengetahuan-dan-ilmu-pengetahuan-beserta-persamaan-dan-perbedaannya/
[13] http://bukublogsyamsirogue.blogspot.com/2012/12/perbedaan-dan-persamaan-antara-ilmu_1981.html.
[14]
http://ulfamr.wordpress.com/2012/10/14/definisi-filsafat-pengetahuan-dan-ilmu-pengetahuan-beserta-persamaan-dan-perbedaannya/
No comments:
Post a Comment