BAB II
PEMBAHASAN
I. Pengertian Sistem Ekonomi Pancasila
Sistem ekonomi Pancasila adalah sistem ekonomi
yang didasarkan pada Pancasila, terutama sila ke 5, dan Undang-Undang Dasar
pasal 33. Sistem Ekonomi Komando, Sistem Ekonomi Pasar, dan Sistem Ekonomi Campuran
adalah tiga sistem ekonomi yang secara umum dikenal di seluruh dunia. Bagaimana
dengan sistem ekonomi yang berlaku di Indonesia? Indonesia tidak menganut
Sistem Ekonomi Komando, Sistem Ekonomi Pasar, maupun Sistem Ekonomi Campuran.
Sistem ekonomi yang diterapkan di Indonesia adalah Sistem Ekonomi Pancasila,
yang di dalamnya terkandung demokrasi ekonomi maka dikenal juga dengan Sistem
Demokrasi Ekonomi.
Demokrasi Ekonomi berarti bahwa kegiatan
ekonomi dilakukan dari, oleh, dan untuk rakyat di bawah pengawasan pemerintah
hasil pemilihan rakyat. Dalam pembangunan ekonomi masyarakat berperan aktif,
sementara pemerintah berkewajiban memberikan arahan dan bimbingan serta
menciptakan iklim yang sehat guna meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Salah
satu ciri positif demokrasi ekonomi adalah potensi, inisiatif, dan daya kreasi
setiap warga negara dikembangkan dalam batas-batas yang tidak merugikan
kepentingan umum. Negara sangat mengakui setiap upaya dan usaha warga negaranya
dalam membangun perekonomian.
Dari berbagai penelusuran dan pengalaman di
lapangan maka kami memiliki pendapat bahwa, Sistem Ekonomi Pancasila adalah
sistem ekonomi yang mengandung nilai-nilai strategis budaya bangsa yaitu
kekeluargaan dan kemandirian sebagai ciri strategis budaya bangsa.
Ciri-ciri ekonomi pancasila:
1. Yang menguasai hajat hidup orang
banyak adalah negara / pemerintah. Contoh hajad hidup orang banyak yakni
seperti air, bahan bakar minyak / BBM, pertambangan / hasil bumi, dan lain
sebagainya / negara menguasai bumi, air dan kekayaan alam yang terkandung di
dalamnya.
2. Peran negara adalah penting namun tidak dominan, dan begitu juga dengan peranan pihak swasta yang posisinya penting namun tidak mendominasi. Sehingga tidak terjadi kondisi sistem ekonomi liberal maupun sistem ekonomi komando. Kedua pihak yakni pemerintah dan swasta hidup beriringan, berdampingan secara damai dan saling mendukung.
2. Peran negara adalah penting namun tidak dominan, dan begitu juga dengan peranan pihak swasta yang posisinya penting namun tidak mendominasi. Sehingga tidak terjadi kondisi sistem ekonomi liberal maupun sistem ekonomi komando. Kedua pihak yakni pemerintah dan swasta hidup beriringan, berdampingan secara damai dan saling mendukung.
3. Masyarakat adalah bagian yang
penting di mana kegiatan produksi dilakukan oleh semua untuk semua serta
dipimpin dan diawasi oleh anggota masyarakat.
4. Modal atau pun buruh tidak
mendominasi perekonomian karena didasari atas asas kekeluargaan antar sesama
manusia.
II. Kelebihan dan Kekurangan Sistem Ekonomi Pancasila
1. Kelebihan
1. Perekonomian disusun sebagai usaha bersama berdasarkan asas
kekeluargaan.
2. Cabang-cabang produksi yang penting bagi negara dan mengusasi
hajat hidup rakyat banyak dikuasai oleh negara.
3. Bumi, air dan kekayaan alam yang terkandung di dalamnya dikuasai
oleh negara dan digunakan untuk sebesar-besar kemakmuran rakyat.
4. Sumber-sumber kekayaan dan keuangan negara digunakan dengan
permuwakafan lembaga perwakilan rakyat serta pengawasan terhadap kebijakannya
ada pada lembaga perwakilan rakyat pula.
5. Warga negara memiliki kebebasan dalam memilih pekerjaan yang
dikehendaki serta mempunyai hak akan pekerjaan dan penghidupan yang layak.
6. Hak milik perorangan diakui dan pemanfaatannya tidak boleh
bertentangan dengan kepentingan masyarakat.
7. Potensi, inisiatif dan daya kreasi setiap warga negara
diperkembangkan sepenuhnya dalam batas yang tidak merugikan kepentingan umum.
8. Fakir miskin dan anak terlantar dipelihara oleh negara.
2. Kekurangan
Adapun ciri negatif yang harus dihindari dalam sistem perekonomian
kita karena bersifat kontradiktif dengan nilai-nilai dan kepribadian bangsa
Indonesia adalah sebagai berikut:
1. Sistem ”Free Fight Liberalism”, yang menumbuhkan eksploitasi
manusia dan bangsa lain.
2. Sistem ”Etatisme”, negara sangat dominan serta mematikan potensi
dan daya kreasi unit-unit ekonomi di luar sektor negara.
3. Pemusatan kekuatan ekonomi pada suatu kelompok dalam bentuk
monopoli yang merugikan masyarakat.[1]
III. Pengertian Sistem Ekonomi Kapitalis
Sistem ekonomi kapitalis adalah sistem ekonomi yang aset-aset produktif dan
faktor-faktor produksinya sebagian besar dimiliki oleh sektor individu/swasta.
Sementara tujuan utama kegiatan produksi adalah menjual untuk memperoleh laba.
Sistem perekonomian/tata ekonomi kapitalis merupakan sistem perekonomian yang
memberikan kebebasan kepada setiap orang untuk melaksanakan kegiatan
perekonomian seperti memproduksi barang, menjual barang, menyalurkan barang dan
lain sebagainya.
Dalam perekonomian liberal/kapitalis setiap warga dapat mengatur nasibnya
sendiri sesuai dengan kemampuannya. Semua orang bebas bersaing dalam bisnis
untuk memperoleh laba sebesar- besarnya dan bebas melakukan kompetisi untuk
memenangkan persaingan bebas. Ciri-ciri dari sistem ekonomi liberal kapitalis antara
lain :
1. Masyarakat diberi kebebasan dalam memiliki
sumber-sumber produksi.
2. Pemerintah tidak ikut campur tangan
secara langsung dalam kegiatan ekonomi.
3. Masyarakat terbagi menjadi dua golongan,
yaitu golongan pemilik sumber daya produksi dan masyarakat pekerja (buruh).
4. Timbul persaingan dalam masyarakat,
terutama dalam mencari keuntungan.
5. Kegiatan selalu mempertimbangkan keadaan
pasar.
6. Pasar merupakan dasar setiap tindakan
ekonom.
7. Biasanya barang-barang produksi yang
dihasilkan bermutu tinggi.
IV. Kelebihan dan Kekurangan Sistem Ekonomi Kapitalis
Sistem ekonomi liberal kapitalis selain memilki keuntungan dan kelemahan,
antara lain:
A. Keuntungan:
1. Menumbuhkan inisiatif dan kerasi masyarakat dalam kegiatan ekonomi, karena masyarakat
tidak perlu lagi menunggu perintah dari pemerintah.
2. Setiap individu bebas memiliki untuk sumber-sumber daya produksi, yang
nantinya akan mendorong partisipasi masyarakat dalam perekonomian.
3. Timbul persaingan semangat untuk maju dari masyarakat.
4. Mengahsilkan barang-barang bermutu tinggi, karena adanya persaingan
semangat antar masyarakat.
5. Efisiensi dan efektifitas tinggi, karena setiap tindakan ekonomi didasarkan
motif mencari keuntungan.
B. Kelemahan:
1. Terjadinya persaingan bebas yang tidak sehat.
2. Masyarakat yang kaya semakin kaya, yang miskin semakin miskin.
3. Banyak terjadinya monopoli masyarakat.
4. Banyak terjadinya gejolak dalam perekonomian karena kesalahan alokasi
sumber daya oleh individu.
5. Pemerataan pendapatan sulit dilakukan, karena persaingan bebas tersebut.
V. Pengertian Sistem Ekonomi Sossialis
Seperti yang dijelaskan di Dumairy (1996), sistem
ekonomi sosialis adalah kebalikan dari sistem ekonomi kapitalis. Bagi kalangan
sosialis, pasar justru harus dikendalikan melalui perencanaan terpusat. Adanya
berbagai distorsi dalam mekanisme pasar menyebabkannya tidak mungkin bekerja
secara efisien; oleh karena itu pemerintah atau Negara harus turut aktif
bermain dalam perekonomian. Satu hal yang terpenting untuk dicatat berkenaan
dengan system ekonomi sosialis adalah bahwa sistem ini bukanlah sistem ekonomi
yang tidak memandang penting peranan kapital.
Sistem ekonomi sosialis dapat dibagi dalam dua
subsistem, yakni sistem ekonomi sosialis dari Marxis, dan sistem ekonomi
sosialis demokrat. Sistem ekonomi sosialis dari Marxis disebut juga sistem
ekonomi komando dimana seluruh unit ekonomi, baik sebagai produsen, konsumen
maupun pekerja, tidak diperkenankan untuk mengambil keputusan secara
sendiri-sendiri yang menyimpang dari komando ototritas tetinggi, yakni partai.
Dalam sistem ekonomi sosialis ini, seperti yang dianut dulu oleh Uni Soviet dan
Negara-negara komunis di Eropa Timur, atau mmilih di terapkan hingga sekarang
di Korea Utara dan mungkin hingga tingkat tertentu di Cuba, partai menentukan
secara rinci arah serta sasaran yang harus dicapai dan yang harus dilaksanakan
oleh setiap unit ekonomi dalam pengadaan baik dalam pengadaan baik
barang-barang untuk sosial (social goods) maupun untuk pribadi
(private goods). Unit-unit ekonomi sepenuhnya tunduk pada komando dari
otoritas tertinggi tanpa ikut campur sedikitpun juga didalam proses
pengambilan keputusan dalam menentukan arah kebijakan dan sasaran yang akan di
capai. Dalam perkataan lain, dalam sistem ekonomi sosialis dari Marxis ruangan
gerak bagi para pelaku-pelaku ekonomi untuk mengambil inisiatif sendiri dapat
dikatakan tidak sama sekali.
Dalam sistem ekonomi sosialis demokrat, seperi yang
dianut oleh banyak Negara di Eropa Besar (terutama Jerman), dapat dikatakan
bahwa kekuasaan otoritas tertinggi jauh berkurang. Dalam sistem ini, di satu
pihak, ada kebebasan individu sperti dalam sistem ekonomi kapitalis, misalnya
produsen bebas memilih jenis dan beberapa banyak produksi yang akan dibuat;
konsumen bebas memilih barang mana yang dikehendaki; dan pekerja bebas
menentukan jenis peerjaan apa saja yang diinginkannya. Namun, dipihak lain,
berbeda dngan sistem eonomi kapitalis, dalam sistem ekonomi kapitalis
sosialisme demokrat, peran pemerintah lebih besar. Misalnya di Negara-negara
sosialis demokrat di Eropa Barat ada ketentuan ketentuan mengenai upah minimum
dan penetapanan harga minimum atau maksimum, serta ada kebijaksanaan
perlindungan usaha konsumen, dan pekerja (Tambunan, 2006b).
Landasan ilmiah dari sistem ini adalah kombinasi
antara prinsip-prinsip kebebasan individu dengan kemerataan sosial, jadi bukan
pasar bebas yang liberal dan juga bukan paham ekonomi monetaris yang tidak
menghendaki investasi pemerintah dalam bentu apapun. Menurut Mubyarto (2000), berdasarkan
pengalaman di Jerman, ada 6 kriteria ekonomi sosialisme demokrat atau sistem
ekonomi pasar social (SEPS), yaitu sebagai berikut.
1. Ada
kebebasan individu dan sekaligus kebijaksanaan perlindungan usaha. Persaingan
di antara perusahaan-perusahaan kecil maupun menengah harus dikembangkan.
2. Prinsip-prinsip
kemeerataan social menjdi tekad warga masyarakat.
3. Kebijaksanaan
siklus bisnis dan kaitannya dengan pertumbuhan ekonomi.
4. Kebijaksanaan
pertumbuhan menciptakan kerangka hukum dan prasarana (sosial) yang terkait
dengan pembangunan ekonomi.
5. Kebijaksanaan
structural.
6. Konformitas
pasar dan persaingan.
Adapun
ciri-ciri sistem ekonomi sosialis adalah sebagai berikut:
1. Lebih
mengutamakan kebersamaan (kolektivisme).
a. Masyarakat
dianggap sebagai satu-satunya kenyataan sosial, sedang individu-individu fiksi
belaka.
b. Tidak
ada pengakuan atas hak-hak pribadi (individu) dalam sistem sosialis.
2. Peran
pemerintah sangat kuat
a. Pemerintah
bertindak aktif mulai dari perencanaan, pelaksanaan hingga tahap pengawasan.
b. Alat-alat
produksi dan kebijaksanaan ekonomi semuanya diatur oleh negara.
3. Sifat
manusia ditentukan oleh pola produksi
a. Pola
produksi (aset dikuasai masyarakat) melahirkan kesadaran kolektivisme
(masyarakat sosialis)
b. Pola produksi
(aset dikuasai individu) melahirkan kesadaran individualisme (masyarakat
kapitalis).
VI. Kelebihan dan Kekurangan Sistem Ekonomi Sosialis
Adapun kelebihan dari Sistem Ekonomi Sosialis adalah
sebagai berikut:
1. Disediakannya
kebutuhan pokok
Setiap warga Negara disediakan kebutuhan pokoknya,
termasuk makanan dan minuman, pakaian, rumah, kemudahan fasilitas kesehatan,
serta tempat dan lain-lain. Setiap individu mendapatkan pekerjaan dan orang
yang lemah serta orang yang cacat fisik dan mental berada dalam pengawasan
Negara.
2. Didasarkan
perencanaan Negara
Semua pekerjaan dilaksanakan berdasarkan perencanaan
Negara Yang sempurna, diantara produksi dengan penggunaannya. Dengan demikian
masalah kelebihan dan kekurangan dalam produksi seperti yang berlaku dalam
System Ekonomi Kapitalis tidak akan terjadi.
3. Produksi
dikelola oleh Negara
Semua bentuk produksi dimiliki dan dikelola oleh
Negara, sedangkan keuntungan yang diperoleh akan digunakan untuk
kepentingan-kepentingan Negara.
Sistem
Ekonomi Sosialis mempunyai kelemahan sebagai berikut :
1. Sulit
melakukan transaksi
Tawar-menawar sangat sukar dilakukan oleh individu
yang terpaksa mengorbankan kebebasan pribadinya dan hak terhadap harta milik
pribadi hanya untuk mendapatkan makanan sebanyak dua kali. Jual beli sangat
terbatas, demikian pula masalah harga juga ditentukan oelh pemerintah, oelh
karena itu stabilitas perekonomian Negara sosialis lebih disebabkan tingkat
harga ditentukan oleh Negara, bukan ditentukan oelh mekanisme pasar.
2. Membatasi
kebebasan
Sistem tersebut menolak sepenuhnya sifat mementingkan
diri sendiri, kewibawaan individu yang menghambatnyadalam memperoleh kebebasan
berfikir serta bertindak, ini menunjukkan secara tidak langsung system ini
terikat kepada system ekonomi dictator. Buruh dijadikan budak masyarakat yang
memaksanya bekerja seperti mesin.
3. Mengabaikan
pendidikan moral
Dalam sistem ini semua kegiatan diambil alih untuk
mencapai tujuan ekonomi, sementara pendidika moral individu diabaikan. Dengan
demikian, apabila pencapaian kepuasan kebendaan menjadi tujuan utama dan
nlai-nilai moral tidak diperhatikan lagi
Inti dari sistem sosialis berpandangan bahwa
kemakmuran individu hanya mungkin tercapai bila berfondasikan kemakmuran
bersama. Sebagai Konsekuensinya, penguasaan individu atas aset-aset ekonomi
atau faktor-faktor produksi sebagian besar merupakan kepemilikan sosial. Negara
yang menganut sistem ekonomi sosialis antara lain, Korea
Utara, Kuba, Vietnam, RRC (sudah mulai mengendur).[2]
BAB III
KESIMPULAN
A. Sistem ekonomi Pancasila adalah sistem ekonomi yang didasarkan pada
Pancasila, terutama sila ke 5, dan Undang-Undang Dasar pasal 33. Sistem Ekonomi
Komando, Sistem Ekonomi Pasar, dan Sistem Ekonomi Campuran adalah tiga sistem
ekonomi yang secara umum dikenal di seluruh dunia. Bagaimana dengan sistem
ekonomi yang berlaku di Indonesia? Indonesia tidak menganut Sistem Ekonomi
Komando, Sistem Ekonomi Pasar, maupun Sistem Ekonomi Campuran. Sistem ekonomi
yang diterapkan di Indonesia adalah Sistem Ekonomi Pancasila, yang di dalamnya
terkandung demokrasi ekonomi maka dikenal juga dengan Sistem Demokrasi Ekonomi.
B. Sistem ekonomi
kapitalis adalah sistem ekonomi yang aset-aset produktif dan faktor-faktor
produksinya sebagian besar dimiliki oleh sektor individu/swasta. Sementara
tujuan utama kegiatan produksi adalah menjual untuk memperoleh laba. Sistem perekonomian/tata
ekonomi kapitalis merupakan sistem perekonomian yang memberikan kebebasan
kepada setiap orang untuk melaksanakan kegiatan perekonomian seperti
memproduksi barang, menjual barang, menyalurkan barang dan lain sebagainya.
C. Seperti
yang dijelaskan di Dumairy (1996), sistem ekonomi sosialis adalah kebalikan
dari sistem ekonomi kapitalis. Bagi kalangan sosialis, pasar justru harus
dikendalikan melalui perencanaan terpusat. Adanya berbagai distorsi dalam
mekanisme pasar menyebabkannya tidak mungkin bekerja secara efisien; oleh
karena itu pemerintah atau Negara harus turut aktif bermain dalam perekonomian.
Satu hal yang terpenting untuk dicatat berkenaan dengan system ekonomi sosialis
adalah bahwa sistem ini bukanlah sistem ekonomi yang tidak memandang penting
peranan kapital.
DAFTAR PUSTAKA
http://txcrz.blogspot.com/2011/09/makalah-ekonomi.html
http://rodlial.blogspot.com/2014/02/makalah-sistem-ekonomi.html
No comments:
Post a Comment