Friday, May 16, 2014

TANYA JAWAB FILSAFAT ISLAM

Nama    : Fahmi Randa Siregar
Nim      : 45.12.3.006
Study    : Filsafat Islam
Lecture : Ust Prof. Dr. H. Hasyimsyah Nasution, MA.

Copy jangan lupa sertakan link...!!!

1. Jelaskan pengertian filsafat islam secara etimology dan terminology?
Jawab :
Kata falsafah atau filsafat dalam bahasa Indonesia merupakan serapan dari bahasa Arab فلسفة  yang juga diambil dari bahasa Yunani, philosopia, Philo = cinta, sopia = kebijaksanan. Jadi dilihat dari akar katanya, filsafat mengandung pengertian ingin tahu lebih mendalam atau cinta kebijaksanaan. Pengertian filsafat dari segi istilah adalah berpikir secara sistematis, radikal dan universal untuk mengetahui tentang hakikat segala sesuatu yang ada berdasarkan ajaran islam, seperti hakikat alam, hakikat mansia, hakikat masyarakat, dan lain sebagainya. Dengan demikian, muncullah filsafat alam, filsafat manusia, filsafat masyarakat, dan lain sebagainya. Adapun pengertian Islam, dari segi bahasa dapat diartikan selamat sentosa, berserah diri, patuh, tunduk dan taat. Seseorang yang bersikap demikian disebut muslim, yaitu orang yang telah menyatakan dirinya ta’at, menyerahkan diri, patuh, dan tunduk kepada Allah SWT. Selanjutnya pengertian Islam dari segi istilah adalah agama yang ajaran-ajarannya diwahyukan Tuhan kepada manusia melalui Nabi Muhammad SAW sebagai rasul. Ajaran-ajaran Islam tersebut selanjutnya terkandung dalam Al Qur’an dan As Sunnah. Filsafat Islam itu adalah filsafat yang berorientasi pada Al-Quran, mencari jawaban mengenai masalah-masalah asasi berdasarkan wahyu Allah. Dari pengertian filsafat dan Islam sebagaimana diuraikan diatas, kita dapat berkata bahwa filsafat Islam, adalah filsafat yang berorientasi pada Al Qur’an, mencari jawaban mengenai masalah-masalah asasi berdasarkan wahyu Allah. Jadi ciri utama kegiatan Filsafat Islam adalah berpikir tentang segala sesuatu sejalan dengan semangat Islam.

Dan juga ada yang berpendapat bahwa :
1. Orang islam yang berfilsafat.
2. Orang kafir/ non muslim yang berfilsafat dan berkembang dibawah naungan/ pemerintahan islam.
3. Nilai filosofis dari ajaran islam.

2. Ada orang yang menyebut bahwa filsafat islam dan filsafat arab itu sama, apakah menurut saudara hal itu adalah benar, jelasakan?
Jawab: Tidak, karena :
1. Filsafat Islam adalah berpikir secara sistematis, radikal
dan universal tentang segala sesuatu berdasarkan ajaran Islam. Filsafat Islam itu
adalah filsafat yang berorientasi pada Al-Quran, mencari jawaban mengenai
masalah-masalah asasi berdasarkan wahyu Allah. Ada sejumlah perbedaan besar antara filsafat Islam dengan filsafat lain. Pertama, meski semula filsuf-filsuf muslim klasik menggali kembali karya filsafat Yunani terutama Aristoteles dan Plotinus, namun kemudian menyesuaikannya dengan ajaran Islam. Kedua, Islam adalah agama tauhid. Maka, bila dalam filsafat lain masih 'mencari Tuhan', dalam filsafat Islam justru Tuhan 'sudah ditemukan. 

2. Filsafat arab predikat Arab dalam ilmu ini diberikan karena bahasa yang dipergunakan dalam pengungkapannya adalah bahasa Arab. Sejarah Arab lebih tua dari sejarah Islam. Islam lahir dikalangan bangsa Arab, disebarluaskan oleh bangsa arab, maka seluruh kebudayaan yang berada dibawah pengaruh bangsa ini haruslah diberi predikat “Arab” termasuk filsafatnya. Jadi dapatllah kita artikan bahwa filsafat Arab adalah suatu ilmu filsafat yang bahasa dan sumbernya berasal dari bahasa Arab, yang orang-orangnya pun berasal dari bangsa Arab.

3. Apakah terdapat dasar-dasar filosofis dalam Al-Qur’an jelaskan?
Jawab :
Ya, Al-Qur’an menjelaskan salah satu identitas kedirian sebagai kitab hikmah dan Al-Qur’anul hakim yaitu buku yang berarti kearifan, ilmu, dan kebijaksanaan yang “sepadan” dengan arti filsafat, yaitu cinta ilmudan cinta kebijaksanaan Allah SWT, yang menurunkan buku hikmah mengenalkan salah satu identitas dirinya dengan sebutan yaitu Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana. Berikut adalah sebagian dari ayat – ayat Al – Qur’an nya yang menganjurkan berfilsafat :

أَفَلَمْ يَنظُرُوٓا۟ إِلَى ٱلسَّمَآءِ فَوْقَهُمْ كَيْفَ بَنَيْنَٰهَا وَزَيَّنَّٰهَا وَمَا لَهَا مِن فُرُوجٍ (6) وَٱلْأَرْضَ مَدَدْنَٰهَا وَأَلْقَيْنَا فِيهَا رَوَٰسِىَ وَأَنۢبَتْنَا فِيهَا مِن كُلِّ زَوْجٍۭ بَهِيجٍ (7)

“Maka apakah mereka tidak melihat akan langit yang ada di atas mereka, bagaimana Kami meninggikannya dan menghiasinya dan langit itu tidak mempunyai retak-retak sedikitpun? (6), Dan Kami hamparkan bumi itu dan Kami letakkan padanya gunung-gunung yang kokoh dan Kami tumbuhkan padanya segala macam tanaman yang indah dipandang mata (7)”. (Q.S.50, [Qaf]: 6-7).

فَلْيَنظُرِ ٱلْإِنسَٰنُ مِمَّ خُلِقَ (5) خُلِقَ مِن مَّآءٍ دَافِقٍ (6) يَخْرُجُ مِنۢ بَيْنِ ٱلصُّلْبِ وَٱلتَّرَآئِبِ (7)

“ Maka hendaklah manusia merenungkan dari apa ia diciptakan (5), ia diciptakan dari air yang dipancarkan (6), Yang keluar dari antara tulang sulbi laki-laki dan tulang dada perempuan (7)”. (Q.S.86, [At-Thariq]: 5-7).

ٱللَّهُ ٱلَّذِى سَخَّرَ لَكُمُ ٱلْبَحْرَ لِتَجْرِىَ ٱلْفُلْكُ فِيهِ بِأَمْرِهِۦ وَلِتَبْتَغُوا۟ مِن فَضْلِهِۦ وَلَعَلَّكُمْ تَشْكُرُونَ (12) وَسَخَّرَ لَكُم مَّا فِى ٱلسَّمَٰوَٰتِ وَمَا فِى ٱلْأَرْضِ جَمِيعًا مِّنْهُ ۚ إِنَّ فِى ذَٰلِكَ لَءَايَٰتٍ لِّقَوْمٍ يَتَفَكَّرُونَ (13)

Allah-lah yang menundukkan lautan untukmu supaya kapal-kapal dapat berlayar padanya dengan seizin-Nya dan supaya kamu dapat mencari karunia -Nya dan mudah-mudahan kamu bersyukur (12), Dan Dia telah menundukkan untukmu apa yang di langit dan apa yang di bumi semuanya, (sebagai rahmat) daripada-Nya. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda (kekuasaan Allah) bagi kaum yang berfikir (13)”. (Q.S.45, [Al-Jatsiyah]:12-13).

Ayat – ayat tersebut mengandung perintah agar manusia memperhatikan, merenungkan dan memikirkan tentang segala sesuatu, diantaranya adalah langit, penciptaan manusia, laut yang dapat dilayari dan sebagainya. Dengan demikian Al – Qur’an memerintahkan kepada manusia agar mempelajari filsafat, karena manusia harus membuat spekulasi atas alam raya ini dan merenungkan segala sesuatu yang ada agar lebih mengenal Allah dan dapat lebih mendekatkan diri kepada Allah.

4. Jelaskan bagaimana proses masuknya filsafat Yunani ke dunia islam?
Jawab :
Filsafat masuk ke dalam Islam melalui Yunani yang dijumpai kaum muslimin pada abad ke-8 M di Suriah, Mesopotamia, Persia, dan Mesir. Kebudayaan dan filsafat Yunani masuk ke wilayah-wilayah itu melalui ekspansi Iskandar Agung pada abad ke-4 M di sebelah timur Sungai Tigris. Iskandar Agung tidak menghancurkan kebudayaan Persia, tetapi berusaha menyatukan kebudayaan Yunani dan Persia. Hal itu memunculkan pusat-pusat kebudayaan Yunani dan Persia, seperti Iskandariah di Mesir, Astiokia di Suriah, serta Jundisapur dan Bactra di Persia. 

Pada masa kekuasaan Bani Umayyah, pengaruh kebudayaan Yunani belum terlihat karena para penguasa Bani Umayyah lebih memerhatikan kebudayaan Arab. Setelah Bani Abbasiyah berkuasa, pengaruh kebudayaan Yunani mulai tampak. Hal itu disababkan masuknya keluarga Barmak sebagai wazir yang sangat berpengaruh dalam berbagai kebijakan pemerintah. Keluarga Barmak termasuk keluarga Persia yang telah lama dipengaruhi kebudayaan Yunani.Para khalifah Bani Abbasiyah pada awalnya hanya tertarik pada ilmu kedokteran Yunani dan sistem pengobatannya. Selanjutnya, mereka juga tertarik pada filsafat dan ilmu pengetahuan lainnya.
      
Ketika Harun ar-Rasyid berkuasa, buku-buku ilmu pengetahuan yang berbahasa Yunani mulai diterjemahkan ke dalam bahasa Arab. Harun ar-Rasyid juga mengirimkan utusan ke Romawi untuk mencari buku-buku ilmu pengetahuan yang akan diterjemahkan ke dalam bahasa Arab.Kegiatan penerjemahan ini makin meningkat pada masa khalifah al-Ma'mun. Dalam kegiatan penerjemahan ini, sebagian besar karangan Plato dan Aristoteles serta buku-buku filsafat lainnya berhasil diterjemahkan ke dalam bahasa Arab. Dengan demikian, kaum muslimin dapat membaca karya tersebut.Penerjemahan berbagai buku ilmu pengetahuan tersebut juga memunculkan cendekiawan dan filsuf yang masyhur, seperti al-Kindi (801-866 M), ar-Razi (864-926 M), al-Farabi (850-950 M), Ibnu Sina (908-1037 M), Ibnu Maksawaih (941-1030 M), dan al-Gazali (1051-1111 M).

5. Jelaskan hubungan filsafat islam, tasawuf dengan ushul fiqh?
Jawab :
Hubungannya menurut saya adalah :
1. Ketiganya sama-sama menggunakan akal/ rasio namun tasawuf menempatkan akal pada tempat kedua sedangkan yang pertama adalah batin dan wahyu/ hadits/ agama dan ushul fiqh juga menempatkan akal setelah wahyu/ hadits/ agama sedangkan filsafat islam menempatkan akal pada tempat pertama dan wahyu/ hadits/ agama ditempat ke dua.
2. Dilihat dari objeknya ketiganya membahas satu kebenaran yakni agama islam.

6. Jelaskan dalil-dalil yang ditunjukan Al-kindi bahwa akal dan wahyu tidak terdapat pertentangan?
Jawab :
                 Menurut al-Kindi, filsafat merupakan pengetahuan tentang hakikat segala sesuatu yang mengandung teologi (al–rububiyah), ilmu Tauhid, etika, dan seluruh ilmu pengetahuan yang bermanfaat. Al-Kindi mengarahkan filsafat Islam ke arah persesuaian antara filsafat dan agama. Filsafat berlandaskan pikiran, sedangkan agama berdasarkan wahyu. Logika adalah model filsafat, sedangkan iman yang merupakan kepercayaan kepada hakikat-hakikat adalah jalan agama. Walaupun dia adalah filosof namun dia berpendirian bahwa hujjah – hujjah Al – Qur’an sangat menyakinkan, jelas, dan menyeluruh, sehingga dapat menimbulkan kepastian dan keyakinan. Karena itu, Al – Qur’an lebih mengungguli dalil – dalil yang dikemukakan para filosof.

Sebenarnya Al – Qur’an mendukung adanya filsafat yang ditandai dengan adanya ayat – ayat Al – Qur’an yang menyuruh manusia untuk menggunakan logikanya untuk berpikir dan berenung. Berikut adalah sebagian dari ayat – ayat Al – Qur’an nya yang menganjurkan berfilsafat:

أَفَلَمْ يَنظُرُوٓا۟ إِلَى ٱلسَّمَآءِ فَوْقَهُمْ كَيْفَ بَنَيْنَٰهَا وَزَيَّنَّٰهَا وَمَا لَهَا مِن فُرُوجٍ (6) وَٱلْأَرْضَ مَدَدْنَٰهَا وَأَلْقَيْنَا فِيهَا رَوَٰسِىَ وَأَنۢبَتْنَا فِيهَا مِن كُلِّ زَوْجٍۭ بَهِيجٍ (7)

“Maka apakah mereka tidak melihat akan langit yang ada di atas mereka, bagaimana Kami meninggikannya dan menghiasinya dan langit itu tidak mempunyai retak-retak sedikitpun? (6), Dan Kami hamparkan bumi itu dan Kami letakkan padanya gunung-gunung yang kokoh dan Kami tumbuhkan padanya segala macam tanaman yang indah dipandang mata (7)”. (Q.S.50, [Qaf]: 6-7).


فَلْيَنظُرِ ٱلْإِنسَٰنُ مِمَّ خُلِقَ (5) 
خُلِقَ مِن مَّآءٍ دَافِقٍ (6) يَخْرُجُ مِنۢ بَيْنِ ٱلصُّلْبِ وَٱلتَّرَآئِبِ (7)

“ Maka hendaklah manusia merenungkan dari apa ia diciptakan (5), ia diciptakan dari air yang dipancarkan (6), Yang keluar dari antara tulang sulbi laki-laki dan tulang dada perempuan (7)”. (Q.S.86, [At-Thariq]: 5-7).

ٱللَّهُ ٱلَّذِى سَخَّرَ لَكُمُ ٱلْبَحْرَ لِتَجْرِىَ ٱلْفُلْكُ فِيهِ بِأَمْرِهِۦ وَلِتَبْتَغُوا۟ مِن فَضْلِهِۦ وَلَعَلَّكُمْ تَشْكُرُونَ (12) وَسَخَّرَ لَكُم مَّا فِى ٱلسَّمَٰوَٰتِ وَمَا فِى ٱلْأَرْضِ جَمِيعًا مِّنْهُ ۚ إِنَّ فِى ذَٰلِكَ لَءَايَٰتٍ لِّقَوْمٍ يَتَفَكَّرُونَ (13)

Allah-lah yang menundukkan lautan untukmu supaya kapal-kapal dapat berlayar padanya dengan seizin-Nya dan supaya kamu dapat mencari karunia -Nya dan mudah-mudahan kamu bersyukur (12), Dan Dia telah menundukkan untukmu apa yang di langit dan apa yang di bumi semuanya, (sebagai rahmat) daripada-Nya. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda (kekuasaan Allah) bagi kaum yang berfikir (13)”. (Q.S.45, [Al-Jatsiyah]:12-13).

Ayat – ayat tersebut mengandung perintah agar manusia memperhatikan, merenungkan dan memikirkan tentang segala sesuatu, diantaranya adalah langit, penciptaan manusia, laut yang dapat dilayari dan sebagainya. Dengan demikian Al – Qur’an memerintahkan kepada manusia agar mempelajari filsafat, karena manusia harus membuat spekulasi atas alam raya ini dan merenungkan segala sesuatu yang ada agar lebih mengenal Allah dan dapat lebih mendekatkan diri kepada Allah.

7. Jelaskan unsur tanjih (pensucian) atau prinsip tauhid yang terdapat dalam pemikiran filusuf muslim dalam teori pencipaan alam ?
Jawab :Kejadian Alam Semesta Menurut Filosof Islam

Menurut Al-Kindi yang berasal dari Kindah di Yaman tetapi lahir Kufah (irak) pada tahun 796 M (Nasution,1990:14), termasuk filosof yang menentang pendapat bahwa alam itu qadim. Beliau berpendapat bahwa alam itu berakhir (mutanahim), tidak azali. Hal itu didasarkan atas teori matematika dalam pendangannya mengenai alam semesta, beliau menampilkan teori bahwa setiap benda pasti berakhir. Demikian pula keseluruhan benda itu, yakni seluruh alam wujud. Karena setiap benda mempunyai jenis dan macam, maka benda itu tidak mungkin azali, sebab yang azali tidak berjenis. Jadi, bukan sesuatu yang azali (Al-Ahwani,1993:111). Al Kindi memandang alam ini adalah ciptaan Tuhan, tetapi tidak menerangkan bagaimana cara penciptaan itu kepada kita.

Menurut Al-Farabi (870 M,- 950 M) segala sesuatu itu keluar dari Tuhan (Yang Awal/Wujud Pertama). Jika sesuatu itu diadakan oleh Tuhan Yang Awal (Al ‘awwal) maka tidak bisa tidak mengetahui zat-Nya dan mengetahui bahwa ia menjadi dasar susunan wujud yang sebaik-baiknya. Jadi, ilmu-Nya menjadi sebab bagi wujud semua yang diketahui-Nya. Bagi Tuhan cukup dengan mengetahui zat-Nya yang menjadi sebab adanya alam agar alam ini terwujud. Jadi, dengan demikian keluarnya alam (makhluk) dari Tuhan itu tanpa gerak atau alat, karena emanasi adalah pekerjaan alam semesta (Nasution,1990:26; Hanafi,1991:92-93; Al-Ahwani,1993:113).

Eksistensi (wujud) segala sesuatu dari Yang Awal itu berlangsung secara melimpah/ faidh. Wujud pertama yang keluar dari Tuhan disebut Akal Pertama. Akal ini mengandung dua segi. Pertama, segi hakikatnya sendiri yaitu wujud yang mumkin. Kedua, segi lain, yaitu wujud yang nyata (wajib) yang terjadi dari Tuhan, sebagai zat yang menjadikan. Dari wujud yang nyata ini keluarlah Akal Kedua.dari pemikiran Akal Pertama, dalam kedudukannya sebagai Wujud yang Mumkin dan tidak mengetahui dirinya, timbullah Langit Pertama (First Heaven) atau benda langit terjauh dengan jiwannya sama sekali.

Dari Akal Kedua, timbullah Akal Ketiga dan Langit Kedua atau bintang-bintang tetap beserta jiwannya, dengan cara seperti yang terjadi pada akal pertama. Dari akal ketiga keluarlah akal keempat dan planet saturmus beserta jiwanya. Dari akal keempat keluarlah akal kelima dan planet yupiter beserta jiwanya. Dari akal kelima keluarlah akal keenam dan planet mars beserta jiwanya. Dari akal keenam lahir akal ketujuh dan matahari beserta jiwanya. Dari akal ketujuh lahir akal kedelapan dan planet venus beserta jiwanya. Dari akal kedelapan lahirlah akal kesembilan dan planet merkurius beserta jiwanya. Dari akal kesembilan keluarlah akal kesepuluh dan bulan.Pada pemikiran akal kesepuluh, berhentilah timbulnya/ keluarnya akal-akal. Tetapi dari akal kesepuluh muncul bumi serta roh-roh dan materi pertama yang menjadi dasar dari keempat unsur; api, air, udara, dan tanah. Akal kesepuluhlah yang mengatur dunia yang ditempati oleh manusia.

Kami harapkan kritik dan saran yang membangun untuk perbaikan blog ini kedepannya...!!!
PEDOMAN HIDUP AL-QUR'AN N AL-HADITS...

9 comments: