Sejarah Kamera
Kamera adalah
alat paling populer dalam aktivitas fotografi. Nama
ini didapat dari camera obscura, bahasa
Latin untuk "ruang gelap", mekanisme awal untuk memproyeksikan
tampilan di mana suatu ruangan berfungsi seperti cara kerja kamera fotografis
yang modern.
Penemu
kamera pertama :
Kajian
ilmu optik berupa
kamera obscura itulah yang mendasari kinerja kamera yang saat ini digunakan
umat manusia. Oleh kamus Webster,
fenomena ini secara harfiah diartikan sebagai ”ruang gelap”. Dunia mengenal
al-Haitham sebagai perintis di bidang optik yang terkenal lewat bukunya
bertajuk Kitab al-Manazir (Buku optik). Untuk membuktikan teori-teori dalam
bukunya itu, sang fisikawan Muslim legendaris itu lalu menyusun Al-Bayt
Al-Muzlim atau lebih dikenal dengan sebutan kamera obscura, atau kamar gelap.

Inilah
bentuk kamera Obscura:

kamera Obscura
kamera Obscura
Setelah
penemuan Fenomenal al-Haitham ini, dunia barat mulai terinspirasi dan
diperkenalkan pada abad 16 M, berturut-turut ilmuwan barat terinspirasi oleh
penemuan al-Haitham yaitu Cardano Geronimo (1501 -1576), yang terpengaruh
pemikiran al-Haitham mulai mengganti lobang bidik lensa dengan lensa (camera).
Giovanni Batista della Porta(1535-1615
M). Joseph Kepler (1571 – 1630 M). Kepler meningkatkan fungsi kamera itu dengan
menggunakan lensa negatif di belakang lensa positif, sehingga dapat memperbesar
proyeksi gambar (prinsip digunakan dalam dunia lensa foto jarak jauh modern).
Setelah itu, Robert Boyle (1627-1691 M), mulai menyusun kamera yang berbentuk kecil, tanpa kabel, jenisnya kotak kamera obscura pada 1665 M. Setelah 900 tahun dari penemuan al-Haitham pelat-pelat foto pertama kali digunakan secara permanen untuk menangkap gambar yang dihasilkan oleh kamera obscura. Foto permanen pertama diambil oleh Joseph Nicephore Niepce di Prancis pada 1827. Tahun 1855, Roger Fenton menggunakan plat kaca negatif untuk mengambil gambar dari tentara Inggris selama Perang Crimean dan mengembangkan plat-plat dalam perjalanan kamar gelapnya yang dikonversi gerbong. Kemudian pada tahun 1888, George Eastman mengembangkan prinsip kerja kamera obscura ciptaan al-Hitham dengan baik sekali. Eastman menciptakan kamera kodak. Sejak itulah, kamera terus berubah mengikuti perkembangan teknologi.
Setelah itu, Robert Boyle (1627-1691 M), mulai menyusun kamera yang berbentuk kecil, tanpa kabel, jenisnya kotak kamera obscura pada 1665 M. Setelah 900 tahun dari penemuan al-Haitham pelat-pelat foto pertama kali digunakan secara permanen untuk menangkap gambar yang dihasilkan oleh kamera obscura. Foto permanen pertama diambil oleh Joseph Nicephore Niepce di Prancis pada 1827. Tahun 1855, Roger Fenton menggunakan plat kaca negatif untuk mengambil gambar dari tentara Inggris selama Perang Crimean dan mengembangkan plat-plat dalam perjalanan kamar gelapnya yang dikonversi gerbong. Kemudian pada tahun 1888, George Eastman mengembangkan prinsip kerja kamera obscura ciptaan al-Hitham dengan baik sekali. Eastman menciptakan kamera kodak. Sejak itulah, kamera terus berubah mengikuti perkembangan teknologi.
Sedikit Cerita tentang penemu kamera
Obscura :
Tahukah
Kamu?, kata kamera yang digunakan saat ini berasal dari bahasa Arab, yakni
qamara ? Istilah itu muncul berkat kerja keras al-Haitham. Bapak fisika modern
itu terlahir degan nama sejak kecil al-Haitham yang dikenal berotak encer,
menempuh pendidikan pertamanya di tanah kelahirannya. Beranjak dewasa ia
merintis kariernya sebagai pegawai pemerintah di Basrah. Namun, Al-Haitham
lebih tertarik untuk menimba ilmu daripada menjadi pegawai pemerintahan.
Setelah itu, ia merantau ke Ahwaz dan metropolis intelektual dunia saat itu yakni
kota Baghdad. Di kedua kota itu ia menimba beragam ilmu. Ghirah keilmuannya
yang tinggi membawanya terdampar hingga ke Mesir.
Al-Haitham
pun sempat mengenyam pendidikan di Universitas al-Azhar yang didirikan
Kekhalifahan Fatimiyah. Setelah itu, secara otodidak, ia mempelajari hingga
menguasai beragam disiplin ilmu seperti ilmu falak, matematika, geometri,
pengobatan, fisika dan filsafat. Secara serius dia mengkaji dan mem- pelajari
seluk-beluk ilmu optik. Beragam teori tentang ilmu optik telah dilahirkan dan
dicetuskannya. Dialah orang pertama yang menulis dan menemukan pelbagai data
penting mengenai cahaya. Konon, dia telah menulis tak kurang dari 200 judul
buku. Sayangnya, hanya sedikit yang tersisa. Bahkan karya monumentalnya, Kitab
al-Manazhir, tidak diketahui lagi keberadaannya. Orang hanya bisa mempelajari
terjemahannya yang ditulis dalam bahasa latin.
No comments:
Post a Comment