Sunday, June 15, 2014

CONTOH PROPOSAL (METOPEL IV Q)



BAB I
PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang Masalah
Agama Islam adalah agama yang paling mulia di muka bumi ini, karena ajaran agama Islam mencakup segala hal dalam kehidupan. Dan Islam merupakan agama yang diridhoi Allah swt.  sebagaimana firman-Nya dalam Alquran Surah Ali Imran ayat 19 :
إِنَّ الدِّينَ عِنْدَ اللَّهِ الْإِسْلَامُ...
Dalam agama Islam, ada beberapa sumber hukum yaitu Alquran, Hadis, Ijma’, dan Qiyas. Alquran sebagai sumber utama dalam agama Islam. Alquran ialah kalam Allah ynag di turunkan kepada Nabi Muhammad saw. dalam bentuk lafal Arab dengan perantara Malaikat Jibril, di riwayatkan secara mutawatir, di awali oleh surah al Fatihah di akhiri surah an Nas, di tulis dalam mushaf.[1] Alquran merupakan sumber hukum yang sangat penting dalam agama Islam, dan untuk mengetahui dan memahami Alquran dengan baik harus membutuhkan banyak ilmu. Salah satunya ilmu yang paling penting adalah tafsir. Dengan tafsir, maka dapat dipahami ayat Alquran secara tekstual maupun kontekstual. Sehingga dapat diambil hukum pada suatu permasalahan yang terjadi pada saat ini setelah mengetahui dan memahami suatu ayat tertentu.
Dr.M. Quraish Shihab in his book Tafsir al-Misbah volume I said :
Tafsir Alquran is explanation about Allah’s saying adapted to humans ability.”[2]
Salah satu yang menjadi pembahasan dalam Alquran pada Surah Ali Imran ayat 55 :
إِذْ قَالَ اللَّهُ يَا عِيسَى إِنِّي مُتَوَفِّيكَ وَرَافِعُكَ إِلَيَّ وَمُطَهِّرُكَ مِنَ الَّذِينَ كَفَرُوا وَجَاعِلُ الَّذِينَ اتَّبَعُوكَ فَوْقَ الَّذِينَ كَفَرُوا إِلَى يَوْمِ الْقِيَامَةِ ثُمَّ إِلَيَّ مَرْجِعُكُمْ فَأَحْكُمُ بَيْنَكُمْ فِيمَا كُنْتُمْ فِيهِ تَخْتَلِفُونَ (55(
And when Allah said: O Isa, I am going to terminate the period of your stay (on earth) and cause you to ascend unto Me and purify you of those who disbelieve and make those who follow you above those who disbelieve to the day of resurrection; then to Me shall be your return, so l will decide between you concerning that in which you differed.
            Para Ahli Tafsir berbeda pendapat mengenai Firman Allah Ta'ala ": 
 إِنِّي مُتَوَفِّيكَ وَرَافِعُكَ إِلَيَّ
"Sesungguhnya Aku akan menyampaikanmu pada akhir ajalmu dan mengangkat mu kepadaKu".
Menurut Qatadah dan ulama lainnya berkata :"Ini merupakan bentuk kalimat dalam bentuk muqaddam dan muakhkhar (yaitu bentuk kalimat yang  mendahulukan apa yang seharusnya ada di akhir dan mengakhirkan apa yang seharusnya didahulukan). Kedudukan sebenarnya adalah  "Aku mengangkatmu kepadaKu dan mewafatkanmu " yaitu setelah itu. 
Ali bin Abu Thalhah meriwayatkan dari Ibnu Abbas, bahwasanya ia berkata," إِنِّي مُتَوَفِّيكَ artinya "Aku mematikanmu".
Mayoritas Ulama berpendapat bahwa yang dimaksud dengan kematian tersebut adalah tidur, sebagaimana firman Allah :"وَهُوَ الَّذِي يَتَوَفَّاكُم بِاللَّيْلِ "Dan Dialah yang menidurkan kalian di malam hari" (Quran Surah Al-Anaam ayat 60). 
اللَّهُ يَتَوَفَّى الْأَنفُسَ حِينَ مَوْتِهَا وَالَّتِي لَمْ تَمُتْ فِي مَنَامِهَا   Allah memegang jiwa (orang) ketika matinya dan (memegang) jiwa (orang) yang belum mati di waktu tidurnya; (Quran Surah Az-Zumar ayat 42)
Dari beberapa tafsir, kata mutawaffika di artikan mewafatkan, namun dalam tafsir Ruhul Ma’ani, al- Alusi berbeda pendapat dengan mufassir lainnya, al- Alusi menafsirkan kata mutawaffika dengan menyempurnakan. Karena menurut al-Alusi dalam tafsirnya Ruhul Ma’ani kata mutawaffika ditafsirkan menjadi inni mustaufi ajalaka yang berarti aku sempurnakan ajalmu.[3]  
Kitab Tafsir Ruhul Ma’ani karya al-Alusi tersebut merupakan tafsir yang menggunakan metode tahlili.[4] Salah satu yang menonjol dalam metode tahlili atau analisis ini adalah bahwa seorang mufassir menganalisis berbagai dimensi yang terdapat dalam ayat yang ditafsirkan. Maka biasanya mufassir akan menganalisis dari segi bahasa, asbab al-nuzul, nasikh-mansukhnya dan lain-lain.
Mashadir (sumber-sumber) penafsiran yang dipakai al-Alusi berusaha memadukan sumber al-ma’tsur (riwayat) dan al-ra’yi (ijtihad). Artinya bahwa riwayat dari Nabi atau sahabat atau bahkan tabi’in tentang penafsiran Alquran dan ijtihad dirinya dapat digunakan secara bersama-sama, sepanjang hal itu dapat dipertanggungjawabkan akurasinya. Berdasarkan hal inilah tafsir al-Alusi digolongkankan kepada tafsir bil-Ra’yi, karena dalam tafsirnya lebih mendominasi ijtihadnya atau ra’yinya. Hal ini juga bisa dilihat pada isi muqaddimah kitabnya (pada faedah yang kedua), ia menyebutkan beberapa penjelasan tafsir bil-Ra’yi dan argumen tentang bolehnya tafsir bil-Ra’yi, termasuk kitab tafsir bil-Ra’yinya tersebut.[5]
Karena pendapat al Alusi yang berbeda dengan pendapat para ulama tafsir lainnya inilah yang menjadi latar belakang utama dalam pembuatan proposal ini dengan judul “ Wafatnya Nabi Isa Dalam Alquran (Studi Analisis Penafsiran Al-Alusi Terhadap Ayat 55 Surah Ali Imran Dalam Kitabnya Ruh Al- Ma’ani)”.
B.     Rumusan Masalah
Dari uraian yang telah dipaparkan dalam latar belakang masalah di atas, maka masalah yang akan diteliti adalah :
1.      Apakah Biografi al Alusi ?
2.      Apakah pengertian Mutawaffika menurut beberapa ulama ?
3.      Apakah pengertian Mutawaffika dalam Tafsir Ruhul Ma’ani?

C.    Batasan Masalah
Untuk menghindari kesalahan pemahaman dan memahami tema proposal ini, maka penulis membuat batasan istilah terhadap judul propposal ini :
1.      Wafat, yaitu tidur
2.      Nabi Isa, yaitu
3.      Mutawaffika, yaitu inni mustaufi ajalaka artinya aku sempurnakan ajalmu. Dalam kamus bahasa arab lain arti mutawaffika ini berbeda-berbeda, salah satunya  Allah mengambil ajal isa dan mematikanya secara wajar, pendapat  lain Allah mengambil dan menggenggamnya atau yang dimaksud adalah wafat atau tidur.

Jadi yang penulis maksudkan dalam judul Wafatnya Nabi Isa (Mutawaffika) Dalam Alquran (Studi Analisis Penafsiran Al-Alusi Terhadap Ayat 55 Surah Ali Imran Dalam Kitabnya Ruh Al- Ma’ani) adalah meneliti dan memahami serta menganalisis pengertian dan pemahaman mutawaffika didalam Alquran dan menurut Tafsir Ruhul Ma’ani secara tekstual dan kontekstual.


D.    Tujuan dan Kegunaan Penelitian
1.      Tujuan Penelitian
Adapun yang menjadi tujuan dalam penelitian ini antara lain adalah sebagai berikut :
a.       Untuk mengetahui dan memahami makna mutawaffika di dalam Alquran.
b.      Untuk mengetahui dan memahami makna mutawaffika Tafsir Ruhul Ma’ani.
2.      Kegunaan Penelitian
Adapun yang menjadi kegunaan dalam penelitian ini adalah :
a.       Sebagai sumbangsih dan khazanah pemikiran Islam dalam ilmu Tafsir.
b.      Untuk menambah wawasan pemikiran bagi penulis dan bagi para pembaca dalam memahami ayat Alquran.

E.     Metode Penelitian
1.      Jenis Penelitian
Adapun jenis penelitian ini adalah penelitian keperpustakaan (Library Research). Maksudnya ialah bahwa sumber data dalam penelitian yang akan di analisa dan diteliti sebagai bahan bacaan literatur kepustakaan, diantaranya kitab suci Alquran, kitab-kitab tafsir, dan buku-buku lainnya yang berkaitan dengan tema proposal ini.
2.      Sumber Data
Dalam pengumpulan data pada penelitian ini penulis membagi sumber data menjadi dua kategori, yaitu :
a.       Sumber data primer, yaitu sumber data atau sumber informasi bahan penelitian yang utama digunakan dalam penelitian ini, di antaranya :
1.      Kitab suci Alquran
2.      Kitab Tafsir Ruh al-Ma’ani
b.      Sumber data sekunder, yaitu data atau sumber informasi bahan penelitian pendukung yang diharapkan dapat melengkapi sumber data primer, seperti:
1.      Buku-buku kamus baik berbahasa Indonesia, Arab, dan Inggris
2.      Buku karangan Ahmad Izzan, Ulumul Quran, (Bandung, Tafakkur), 2009.
3.      Buku M.Quraish Shihab, Tafsir al-Misbah, volume I.
4.      Buku Hamim Ilyas, Studi Kitab Tafsir, (Yogyakarta : Teras), 2004.




[1]Ahmad Izzan, Ulumul Quran, (Bandung, Tafakkur : 2009), cet III, hlm. 30

[2] M.Quraish Shihab, Tafsir al-Misbah, volume I, page xvii.
[3]Al-Alusi, Ruh al-Ma’ani juz III, (Beirut : Dar ihya at-Turas al-’Arabi), hlm. 179
[4]Hamim Ilyas, Studi Kitab Tafsir, (Yogyakarta : Teras, 2004), hlm. 156.

[5] Al Alusi, Ruh al-Ma’ani, (Beirut-Libanon : Idarah Tiba’ah Munirah, 1971), hlm. 6.



PEDOMAN HIDUP AL-QURAN N AL-HADITS.....

No comments:

Post a Comment