Wednesday, March 12, 2014

VERSI TEKS NARUTO CHAPTER 668

NARUTO CHAPTER 668
"MUSIM SEMI MERAH DIMULAI!!"


Apa yang akan Gai lakukan!?
Terlihat kepulan asap masih menyelimuti area pertarungan. Kakashi, Lee, Gaara, serta Minato masih berdiri tegak menatap Gai.
Kakashi : "Aku tak percaya... Dia membuka Gerbang terakhir..."
Lee : "!?"
Minato terkejut dengan keputusan Gai.
Minato : "Gai! Kau tak bisa melakukan ini!!! Berhentilah dan pikirkan! Tak ada satu orang pun disini yang menginginkan hal itu terjadi! ...Sama seperti ayahmu..."
Gai : "Itu tidak benar. Aku ingin ini terjadi."
Lee : "Guru Gai... Apa kau yakin bahwa waktu itu telah tiba!?"
Gai mulai membuka rompinya dengan penuh keyakinan.
Gai : "Jangan melihatku seperti itu, Lee. Dalam saat seperti ini, kau hanya harus tersenyum dan menyaksikannya."
Lee mulai meneteskan air mata, sembari mengingat saat-saat dirinya bersama Gai dulu.
FLASHBACK
Gai : "Kau benar-benar mengingatkanku pada diriku sendiri. Dulu, aku mungkin hampir gagal, sama sepertimu... Tapi sekarang, aku bahkan bisa menang melawan Ninja Super Elit Kakashi dalam sebuah pertarungan."
Gai : "Bahkan meskipun aku tidak bisa menggunakan Ninjusu atau Genjutsu, aku tetap ingin membuktikan bahwa aku bisa menjadi ninja yang hebat. Itu juga jalan ninja-mu, kan? Dan akhir yang baik adalah... akhir dengan tujuan yang layak diperjuangkan. Jadi percayalah pada jalan ninja-mu, dan berjalanlah di jalanmu sendiri!"
FLASHBACK END
Lee : "..."
Gai memberikan jempolnya kepada Lee, dan Lee kembali mengingat kata-katanya.
Gai : "Jadilah pria yang hebat dengan senyuman yang hebat, seperti aku!!!
Tanpa diduga, Gai menerjang maju ke depan, kemudian dia mengempalkan tangan kirinya dan menempalkan jempolnya dengan keras ke arah jantungnya.
Rikudo Madara : "Chakranya sedang menuju ke titik dari Gerbang Kematian."
Terlihat aliran chakra ketujuh Gerbang Gai yang sebelumnya terbuka, mulai menuju ke jantung, Gerbang Kematian, merespon tusukan jempol tadi, dan mulai melingkari bagian jantung Gai dengan sangat cepat.
Gai : "GERBANG KEDELAPAN : GERBANG KEMATIAN"
Terlihat chakra Gai yang luar biasa mulai melingkupi tubuhnya.
FLASHBACK
Ayah Gai : "Gai! Kau tengkorak bod*h!!"
Ayah Gai dengan luar biasa memukul anaknya dengan kepalan tangannya.
Gai : "BGHFF!!"
Sedetik kemudian, tubuh Gai jatuh terhempas ke tanah.
Gai : "Ma-Maaf, Ayah... Aku telah berusia 5 tahun sekarang, jadi kenapa aku harus bisa memutari kampus sebanyak 500 kali...?"
Ayah Gai mulai menjelaskan kepada anaknya dengan air mata bahagia.
Ayah Gai : "Tak ada yang perlu diminta maaf!!! Tak ada yang bisa kau lakukan tentang itu, itu wajar!! Tak usah meminta maaf atas kerja keras dan upayamu sendiri. Aku minta maaf telah menggangu usahamu."
Selanjutnya, drama antara Ayah dan anak terjadi, mereka berdua saling berpelukan seperti para Maho FAN.
Gai : "Ayah..."
Ayah Gai : "Gai!!"
Beberapa orang yang lewat, mulai membisikkan drama membosankan di depan mereka.
Penduduk 1 : "Uh... Lihat, duet ayah-anak itu melakukannya lagi..."
Penduduk 2 : "Bukankah itu pelecehan anak? Yang lebih penting, mengapa mereka memakai pakaian ketat seperti itu? Itu sangat menjijikkan..."
Mendengar hal itu, Ayah Gai hanya bisa tersenyum sembari memberi salam kepada mereka berdua.
Ayah Gai : "Terima kasih telah bersorak untuk kami!!"
Gai : "...... Ayah, sekarang mereka tidak sedang bersorak untuk kita..."
Ayah Gai : "Dengarkan, Gai! Musim semi masa muda telah dimulai! Selama musim semi masa muda terjadi, kau takkan bisa menoleh ke belakangmu -sepertiku!! Fakta bahwa kau tak bisa menggunakan Ninjutsu dan Genjutsu... sebaliknya... membuat Ayahmu ini senang!!"
Gai terdiam dan sedikit terkejut mendengar perkataan ayahnya.
Ayah Gai : "Jika kau bisa mewujudkan titik kelemahanmu, maka kebajikanmu akan bersinar!!! Sekarang, kau bisa melihat kemampuan Taijutsu-mu bersinar terang!! Bahkan dalam usia yang sangat muda, hanya cocok jika anakku akan mampu mewujudkan kemampuannya yang sebenarnya!!!
Gai perlahan tersenyum kemudian kembali terdiam.
Gai : "...... Ayah... Bisakah aku menjadi kuat?"
Ayah Gai : "Kelemahan bisa berubah menjadi kekuatan! Menjadi bertele-tele juga merupakan tanda kesopanan!! Berisik juga merupakan salah satu tanda kesibukan! Keras kepala juga merupakan tanda ketulusan!"
Ayah Gai : "Orang-orang egois yang sangat... seperti kucing!"
Gai : "Bagaimana dengan orang-orang berambut tebal?"
Ayah Gai mulai terdiam, kehabisan kata-kata.
Ayah Gai : "...... O-orang yang seperti kucing..."
Gai : "Bagaimana dengan orang-orang berbaju panjang?"
Ayah Gai : "...... Ku-kucing yang seperti orang..."
Tiba-tiba, ada dua orang Shinobi Konoha yang muncul untuk menyapa mereka.
Shinobi 1 : "Hei, Maito Dai! Apa kau bermain latihan-latihan lagi bersama anakmu? Tips pelatihan pembunuhan dari seorang Genin abadi!!! Ahahahaha!!"
Maito Dai hanya bisa tertawa, sedangkan Gai hanya terdiam mendengar ayahnya dilecehkan.
Dai : "Oh, ya!! Terima kasih untuk doronganmu!!"
Gai terdiam, kemudian mulai menatap marah.
Gai : "........"
Sedetik kemudian, terdengar suara erangan dan terlihat sebuah batu jatuh ke tanah.
Shinobi 1 : "Aww!!!"
Shinobi 2 : "Apa yan terjadi!?"
Rupanya Gai yang melempar batu tersebut. Hal ini membuat kedua Shinobi itu marah.
Shinobi 2 : "Tunggu sebentar... Bukankah itu anak si sialan Dai? Apa yang kau lakukan?"
Gai dengan kemarahannya yang meluap-luap, mulai melampiaskannya.
Gai : "Jangan pernah kalian menghina ayahku lagi!!"
Scene berpindah di Rumah Sakit Konoha, rupanya Gai dirawat karena babak belur dihajar mereka berdua. (GUBRAKK!!).
Gai : "......"
Dai : "Gai, mengapa kau melakukannya!?"
Gai : "Ayah... Mengapa kau selalu melihat ke depan seperti itu...?"
Dai terkejut mendengar pernyataan anaknya.
Gai : "...Kapan musim semi masa muda berakhir?"
Dai : "Selama kau tak pernah melihat kebelakangmu... Itu takkan berakhir."
Gai mulai kesal dan berteriak kepada ayahnya.
Gai : "Jadi bahkan jika kau mati, itu takkan pernah berakhir!?"
Dai : "Apa yang kau katakan, Gai? Justru itulah puncak dari musim semi masa muda!! Itulah saat dimana semuanya terbakar dan bahkan menjadi terang!!"
Gai : "Tak pedul apapun yang kau lakukan!! Saat kau mati, kau takkan memiliki musim semi masa mudamu atau hal tak berguna lainnya!! Dan jika memang semuanya hanya datang sebelum kau mati, kau masih tetap tak bisa mengalahkan seseorang yang lebih hebat darimu, bukan!? SAMA SEPERTI AKU, HARI INI!!"
Dai hanya terdiam mendengar ucapan penuh emosi dari anaknya. Dai kemudian memegang pucuk kepala Gai.
Dai : "Kau tahu apa itu kemenangan yang sesungguhnya? Itu bukanlah soal untuk mengalahkan seseorang yang lebih kuat. Itu adalah saat untuk melindungi orang yang penting bagimu!"
Gai mulai menangis mendengarnya.
Gai : "...Aku... Aku hanya..."
Gai : "Aku ingin melindungi musim semi masa muda yang selalu kau katakan!!"
Mendengar hal itu, Dai tersentuh kemudian mengalirkan air mata sembari memeluk anaknya dengan penuh kasih sayang.
Scene berpindah di hutan area latihan Dai bersama Gai yang sudah remaja, terlihat aura chakra melingkupi tubuh Dai yang ingin mengajarkan jurus Gerbang Hachimon kepada anaknya.
Gai : "Ayah... Apa ini!?"
Dai : " 'Delapan Gerbang dalam tubuh atau Hachimon'... Salah satu jurus terlarang."
Gai : "Ayah memiliki... jurus seperti ini? Kapan dia..."
Terlihat aura chakra Dai semakin besar.
Dai : " Sepanjang hari-hari latihanku selama menjadi Genin... Aku bekerja keras selama 20 tahun hanya untuk teknik tunggal ini. Dengan kata lain, sebagai ayahmu, inilah salah satu teknik yang akan kutitipkan padamu!!! Dan sekarang kau akan membuatnya menjadi lebih istimewa!!!"
Gai : "Istimewa...?"
Dai : "Kau pasti bisa menjadi lebih hebat! Jadi terapkan kepada jurus ini situasi genting yang mengharuskanmu menggunakannya dalam waktu yang tepat. Peraturan milikmu sendiri!!!
FLASHBACK END
Gai masih dengan aura chakra merah yang melingkupinya, maju dengan tekad kuat.
Gai : "Ayah... Aku..."
FLASHBACK
Terlihat tim Gai bersama Genma dan Ebisu terpojok dalam suatu pertarungan.
Genma : "Ini buruk. Mereka memojokkan kita..."
Gai : "Tak ada jalan untuk lari..."
Ebisu : "Tidak mungkin... Bukankah mereka adalah 7 Pendekar Pedang Kirigakure...!?"
Rupanya mereka adalah 7 Pendekar Pedang Generasi lama, tak ada Ringo Ameyuri di sana, yang ada hanyalah Raiga Kurosuki bersama anggota lain.
Shinobi Mirip Zabuza : "Bahkan anak kecil dari desa lain mengenal kita... Kelihatannya kita menjadi semakin dikenal."
Genma : "Apa yang harus kita lakukan!? Apakah kita harus menjaga mere..."
Tiba-tiba sebuah bayangan muncul di hadapan Gai. Rupanya dia adalah ayahnya, Maito Dai.
Dai : "Kelihatannya aku berhasil tepat waktu!!"
Gai : "Ayah!?... Ayah, kau seorang Genin... Apa yang kau lakukan dengan kemari!?"
Dai : "Jangan pikirkan itu, cepat lari! Aku memberimu sedikit waktu!"
Gai kembali berteriak kepada ayahnya.
Gai : "Lari...!? Tapi Ayah! Kau berhadapan dengan para Jonin! dan mereka adalah Anggota 7 Pendekar Pedang! Kau bahkan mungkin tak bisa menghentikan mereka meski hanya seseorang dari mereka!"
Dai : "Aku masih memiliki... 'Delapan Gerbang Pelepasan/Hachimon', Gerbang Kematian!"
Gai terkejut mendengarnya.
Gai : "!? Tapi, itu...!"
Dai : "Peraturan milikmu sendiri..."
Dai hanya menoleh sedikit ke belakang, ke arah Gai.
Dai : "Sama seperti sekarang..."
FLASHBACK END
Terlihat Gai dengan aura chakra super luar biasa, dengan kekuatan dunia, dia melepaskan Gerbang terakhir! Sampai rambutnya pun ikut berkobar seperti api!
Gai : "LEPAS!! FORMASI PELEPASAN GERBANG KEDELAPAN!!!!"
Saat kau memiliki sesuatu yang penting bagimu kau bahkan bersedia mati untuk melindunginya!
Lee terlihat menangis melihat gurunya.
Lee : ".........!!!"
Kakashi : " Gai... Kau benar-benar melakukannya...!"
Minato : "Aku tak bisa percaya ini..."
Rikudo Madara hanya terdiam. Terlihat asap di sekitar Gai membumbung tinggi.
Rikudo Madara : "Uap Merah. Jadi... ini uap darah yang terjadi saat semua Gerbang dibuka... Fufu... Tapi kadan-kadang, akhirnya bisa melihatnya seperti ini... Ibarat seperti warna yang kering dan daun busuk musim gugur yang jatuh di langit..."
Gai : "... Mungkin itu benar...Tapi mereka tak hanya jatuh dan membusuk!!"
Rikudo Madara terdiam dan sedikit heran.
Gai : "Mereka akan menjadi... Makanan untuk daun-daun yang baru! Dan memastikan daun segar itu bertunas dan mengantar mereka ke musim semi yang baru... adalah puncak dari Musim Semi Masa Muda!! Itulah saat semuanya terbakar menjadi Merah!!!"
Dengan kecepatan luar biasa, Gai tiba-tiba sudah berada di hadapan Rikudo Madara, bersiap melontarkan jurus terakhirnya.
Gai : "NIGHT ELEPHANT : YORUZO 夜象!!"
Bakar GAi...


To be Continued...

PEDOMAN HIDUP AL-QUR'AN N AL-HADIST....

No comments:

Post a Comment