Saturday, November 9, 2013

Tiga Prinsip dalam Belajar Islam



BAB II
Pengertian Prinsip

Prinsip berasal dari kata principle yang bermakna asal, dasar, prinsip sebagai dasar pandangan dan keyakinan, pendirian seperti berpendirian, mempunyai dasar atau prinsip yang kuat. Adapun dasar dapat diartikan asas, pokok atau pangkal (sesuatu pendapat aturan dan sebagainya). Dengan demikian prinsip dasar pendidikan Islam bermakna pandangan yang mendasar terhadap sesuatu yang menjadi sumber pokok sehingga menjadi konsep, nilai dan asas bangunan pendidikan Islam.

Prinsip adalah suatu pernyataan fundamental atau kebenaran umum maupun individual yang dijadikan oleh seseorang/ kelompok sebagai sebuah pedoman untuk berpikir atau bertindak.
Sebuah prinsip merupakan roh dari sebuah perkembangan ataupun perubahan, dan merupakan akumulasi dari pengalaman ataupun pemaknaan oleh sebuah obyek atau subyek tertentu.

Achmadi, menyatakan bahwa maksud dasar pendidikan ialah pandangan yang mendasari seluruh aktivitas pendidikan baik dalam rangka penyusunan teori, perencanaan maupun pelaksanaannya pendidikan. Karena kita berbicara pendidikan Islam, maka pandangan hidup yang mendasari seluruh kegiatan pendidikan ialah pandangan hidup Islami atau pandangan hidup muslim yang pada hakekatnya merupakan nilai-nilai luhur yang bersifat transenden, universal, dan eternal. Dengan nilai-nilai itulah kedudukan pendidikan Islam baik secara normatif maupun konsepsional berbeda dengan ilmu pendidikan lainnya.

Adapun sumber nilai dalam Islam adalah al-Quran dan sunnah Rasul. Karena banyaknya nilai yang terdapat dalam sumber tersebut, maka dipilih dan diangkat beberapa di antaranya yang dipandang fundamental dan dapat merangkum berbagai nilai yang lain, yaitu tauhid, kemanusiaan, kesatuan umat manusia, keseimbangan, rahmatan lil’alamin.

Dengan demikian, pendidikan Islam sangat ideal terutama dikarenakan memperhatikan kebersamaan, pengembangan diri, masyarakat, menggalakkan ilmu, dilakukan secara manusiawi, menyeluruh dan selalu berupaya meningkatkannya.

Prinsip-prinsip dasar pendidikan Islam adalah aspek-aspek fundamental yang menggambarkan dasar dan tujuan pendidikan Islam sehingga ia membedakannya dengan pendidikan non-Islam. Prinsip¬prinsip dasar pendidikan Islam itu meliputi:

• Pendidikan Islam adalah bagian dari proses rububiyah Tuhan
• Pendidikan Islam berusaha membentuk manusia seutuhnya
• Pendidikan Islam selalu berkaitan dengan agama
• Pendidikan Islam merupakan pendidikan terbuka.

 Pengertian Islam
Islam (Arab: al-islām, الإسلام: “berserah diri kepada Tuhan“) adalah agama yang mengimani satu Tuhan, yaitu Allah. Dengan lebih dari satu seperempat miliar orang pengikut di seluruh dunia, menjadikan Islam sebagai agama terbesar kedua di dunia setelah agama Kristen. Islam memiliki arti “penyerahan”, atau penyerahan diri sepenuhnya kepada Tuhan (Arab: الله, Allāh). Pengikut ajaran Islam dikenal dengan sebutan Muslim yang berarti “seorang yang tunduk kepada Tuhan, atau lebih lengkapnya adalah Muslimin bagi laki-laki dan Muslimat bagi perempuan. Islam mengajarkan bahwa Allah menurunkan firman-Nya kepada manusia melalui para nabi dan rasul utusan-Nya, dan meyakini dengan sungguh-sungguh bahwa Muhammad adalah nabi dan rasul terakhir yang diutus ke dunia oleh Allah. Dan disebutkan pula di dalam kitab ad-diinu Al-islamiyi  bahwa islam adalah:
 الدين الحق الخالد الملائم للعقول في كل عصروجيل وشعب وقبيل.جاء به محمد صلي الله عليه وسلم ليخرج الناس من الظلمات الي النور وليهديهم الي صراط العزيز الحكيم
islam sebagai sumber
     Sumber hukum islam adalah segala sesuatu yang dijadikan dasar, acuan, atau pedoman syariat islam. Pada umumnya para ulama fikih sependapat bahwa sumber utama hukum islam adalah Al-Quran dan Hadis. Rasulullah bersabda : “Aku tinggalkan bagi kalian dua hal yang karenanya kalian tidak akan tersesat selama-lamanya, selama kalian berpegangan pada keduanya, yaitu Kitab Allah (Al-Qur`an) dan sunah ku (Hadis).” Disamping itu, para ulama fikih menjadikan ijtihad, sebagai salah satu dasar hukum islam, setelah Al-Qur`an dan Hadis.
islam sebagai hasil pemikiran
Imam al-Ghazali dilahirkan pada tahun 450 Hijrah bersamaan dengan tahun 1058 Masehi di bandat Thus, Khurasan (Iran). Ia berkun`yah Abu Hamid karena salah seorang anaknya bernama Hamid. Gelar beliau al-Ghazali ath-Thusi berkaitan dengan Abu Hamid Muhammad bin Muhammad al Ghazali ath-Thusi asy-Syafi’i (lahir 1058 di Thus, Propinsi Khurasan, Persia (Iran), wafat 1111, Thus) .
Al-Ghozali adalah seorang ulama’ besar yang sebagian beser waktunya dihabiskan untuk memperdalam khazanah keilmuan. Perhatiannya yang sangat besar kepada ilmu menjadikan Al-ghozali sebagai salah satu ulama’ islam yang banyak menelurkan hasil buah pemikirannya kedalam bentuk tulisan yang hingga saat ini masih dapat dipelajari serta dianut oleh sebagian kelompok masyarakat.
Hal ini juga membuat para ahli ilmu baik filosof, agamawan, maupun ahli ilmu kalam dll. Merasa tertangtantang untuk melakukan penelitian terhadap hasil karya Al-Ghozali. Sudah menjadi sebuah kewajaran bahwa ”tak ada manusia yang sempurna”. Demikian halnya dengan Al-Ghozali, walaupun banyak orang yang menganggap membela dan menyatakan bahwa Al-Ghozali merupakan pembela islam(hujjatul islam), dan menganggap Al-Ghozali adalah manusia muslim kedua setelah nabi Muhammad SAW dalam membawa dan membimbing ummat melalui pemikiran yang masih dan tetap relevan untuk masa-masa kini(kontemporer) namun, tidak sedikit juga orang yang berasumsi bahwa pemikiran Al-Ghozali kadang bersebrangan dengan rasio. Sehingga ada yang menyatakan bahwa Al-Ghozali merupakan sumber dan pangkal kemunduran islam, dan anti intelektualisme.
Terlepas dari pro dan kontra diatas, ternyata Al-Ghozali juga banyak memberikan perhatiannya terhadap masalah-masalah pendidikan. Hal ini dilakukan Al-ghozali mengingat bahwa islam sangat menjunjung tinggi bagi mereka yang memiliki ilmu dan mereka yang dengan sungguh-sungguh mencari ilmu. Pernyataan ini sesuai dengan firman Allah:
niscaya Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat”.( Al mujadalah. 11)

islam sebagai produck dan hasil budaya   
            Dalam literatur  antropologi terdapat 3 istilah yang memiliki kemiripan atau kesamaan makna dengan kebudayaan. Yang pertama adalah culture, yang berasal dari bahasa Latin yaitu kata cultura yang mengandung arti memelihara, mengerjakan, atau mengolah. Dalam pengertian ini kebudayaan mengandung arti segala kegiatan dan daya manusia untuk mengolah dan mengubah alam. Istilah yang kedua adalah sivilisasi (civilization). Kata ini berasal dari bahasa Latin yaitu civis yang berarti warga negara. Dalam pengertian ini kebudayaan atau sivilisasi berkaitan dengan kehidupan yang lebih progresif dan lebih halus. Dalam konteks bahasa Indonesia sivilisasi dianggap sepadan dengan kata peradaban. Istilah yang ketiga adalah kebudayaan. Pengertian kebudayaan di sini memiliki beberapa pengertian, diantaranya adalah menurut :
  1. Pasurdi Suparlan : Kebudayaan adalah serangkaian aturan-aturan, petunjuk-petunjuk, resep-resep, rencana-rencana, dan strategi-strategi yang terdiri atas serangkaian model-model kognitif yang dimiliki manusia, dan yang digunakannya secara selektif dalam menghadapi lingkungannya sebagaimana terwujud dalam tingkah laku dan tindakannya.
  2. Selo Sumardjan dan Soelaiman  Soemardi : Kebudayaan adalah semua hasil karya, rasa, dan cipta masyarakat.
  3. Effat Sharqawi :  Kebudayaan adalah apa yang kita rindukan (ideal) yang terefleksi dalam seni sastra, religi, dan moral, sedangkan peradaban adalah apa yang kita pergunakan (real) yang terefleksi dalam politik , ekonomi dan teknologi.
            Dari dua pengertian awal tentang kebudayaan tersebut akan kita telaah lebih jauh pengertian kebudayaan yang telah diungkapkan oleh Selo Soemardjan dan Soelaiman Soemardi. Kata “karya” mengandung pengertian perbuatan manusia dalam arti kebudayaan kebendaan yang diperlukan manusia untuk menguasai alam sekitarnya, agar kekuatan serta hasilnya dapat diabdikan untuk keperluan masyarakat. Kata “rasa” meliputi jiwa manusia untuk mewujudkan segala kaidah dan nilai sosial yang diperlukan untuk mengatur masalah kemasyarakatan. Agama, ideology, kebatinan, dan kesenian yang merupakan hasil ekspresi jiwa manusia yang hidup sebagai anggota masyarakat termasuk di dalamnya. Kata “cipta” mengandung arti kemampuan mental, dan berpikir orang-orang yang hidup bermasyarakat yang hasilnya antara lain seperti filsafat dan ilmu pengetahuan.
            Soerjono Soekanto menyebutkan bahwa manusia memiliki 2 sisi kehidupan : sisi material dan sisi spiritual. Sisi material mengandung karya, yaitu kemampuan manusia untuk menghasilkan benda-benda atau yang berwujud materi. Sisi spiritual manusia mengandung cipta yang menghasilkan ilmu pengetahuan, dan karsa yang menghasilkan kaidah kepercayaan, kesusilaan, kesopanan, hukum, serta rasa yang menghasilkan keindahan.
            Mengerucut pada pertanyaan utama di atas, maka kita akan melihat beberapa pendapat dari para ahli tentang kajian agama (Islam). Nurcholis Madjid menyatakan bahwa agama dan budaya adalah dua bidang yang dapat dibedakan tetapi tidak dapat dipisahkan. Agama bernilai mutlak, tidak berubah karena perubahan waktu dan tempat. Adapun budaya sekalipun berdasarkan agama dapat berubah dari waktu ke waktu dan dari tempat ke tempat. Sebagian besar budaya didasarkan pada agama dan tidak pernah terjadi sebaliknya. Oleh karena itu agama adalah primer dan budaya adalah sekunder. Budaya bisa merupakan ekspresi hidup keagamaan, karena ia subordinate (bagian) dari agama dan tidak pernah sebaliknya.
            Harun Nasution berpendapat bahwa agama pada hakikatnya mengandung dua kelompok ajaran. Kelompok pertama adalah ajaran dasar yang diwahyukan Tuhan melalui rasul-Nya. Ajaran dasar ini dimanifestasikan dalam bentuk kitab-kitab suci dan hadits mutawatir yang bersifat absolute, kekal dan tidak berubah. Kelompok kedua adalah penjelasan-penjelasan dari ajaran-ajaran dasar tersebut, baik mengenai arti maupun tata cara pelaksanaanya yang merupakan hasil pemikiran ahli agama dan tidak bersifat absolute serta dapat berubah.

No comments:

Post a Comment